Sabtu, 10 Desember 2011

soal primary reading comprehension


PART 1
MY DAILY ROUTINE
Every morning , I get up at five o’clock. I eat breakfast at six o’clock. Ussualy I have breakfast with fried rice and egg. After having breakfast , I get ready for school. At half to six , I go to school. I go t school  by bicycle. School finishes at twelve o’clock.
I have lunch at one o’clock. Then , I take a rest for one hour. I go out to play with my friend. I start doing my homework at six o’clock. I have dinner at seven o’clock in the evening. After having dinner , I watch television with my family. At nine o’clock  I go to sleep.

Answer the question.
1.       What time do I get up every morning ?
2.       What do I usually eat in my breakfast ?
3.       How do I go to school ?
4.       What time do I start doing my homework ?
5.       What time do I go to sleep ?

PART 2
Rearrange these sentences ( Susunlah kalimat berikut )
1.       She-school-by-goes-bus-to
2.       Never-coffee-drink-i
3.       Father-my-a lot of-has-money
4.       Always-i-milk-drink-everyday
5.       You-like-do-?-vegetables

PART 1
MY DAILY ROUTINE
Every morning , I get up at five o’clock. I eat breakfast at six o’clock. Ussualy I have breakfast with fried rice and egg. After having breakfast , I get ready for school. At half to six , I go to school. I go t school  by bicycle. School finishes at twelve o’clock.
I have lunch at one o’clock. Then , I take a rest for one hour. I go out to play with my friend. I start doing my homework at six o’clock. I have dinner at seven o’clock in the evening. After having dinner , I watch television with my family. At nine o’clock  I go to sleep.

Answer the question.
1.       What time do I get up every morning ?
2.       What do I usually eat in my breakfast ?
3.       How do I go to school ?
4.       What time do I start doing my homework ?
5.       What time do I go to sleep ?

PART 2
Rearrange these sentences ( Susunlah kalimat berikut )
1.       She-school-by-goes-bus-to
2.       Never-coffee-drink-i
3.       Father-my-a lot of-has-money
4.       Always-i-milk-drink-everyday
5.       You-like-do-?-vegetables
PART 1
MY DAILY ROUTINE
Every morning , I get up at five o’clock. I eat breakfast at six o’clock. Ussualy I have breakfast with fried rice and egg. After having breakfast , I get ready for school. At half to six , I go to school. I go t school  by bicycle. School finishes at twelve o’clock.
I have lunch at one o’clock. Then , I take a rest for one hour. I go out to play with my friend. I start doing my homework at six o’clock. I have dinner at seven o’clock in the evening. After having dinner , I watch television with my family. At nine o’clock  I go to sleep.

Answer the question.
1.       What time do I get up every morning ?
2.       What do I usually eat in my breakfast ?
3.       How do I go to school ?
4.       What time do I start doing my homework ?
5.       What time do I go to sleep ?

PART 2
Rearrange these sentences ( Susunlah kalimat berikut )
1.       She-school-by-goes-bus-to
2.       Never-coffee-drink-i
3.       Father-my-a lot of-has-money
4.       Always-i-milk-drink-everyday
5.       You-like-do-?-vegetables

Kamis, 08 Desember 2011


SIMPLE PRESENT TENSE :
A.      UBAHLAH MENJADI BENTUK PERTANYAAN :
Example :
(+) Jhon studies at night .
(?) Does jhon study at night ?
1.       He understands the lessons
2.       He has coffee at 11 o’clock
3.       He has lunch at noon
4.       She writes letters at night
5.       Jhon comes to class every morning.

B.      ARTIKANLAH KALIMAT BERIKUT KE DALAM BAHASA INGGRIS SESUAI TENSES PAST TENSE
Example :
Dia memberikan saya sebatang rokok kemarin
He gave me a cigarette yesterday

1.       Saya lupa membawa buku kemarin
2.       Saya tidak menggunakan kemeja kemarin
3.       Apakah kamu datang ke pesta ulang tahunnya tadi malam ?
4.       Saya meminjam buku mary tadi pagi
5.       Kami mempunyai ulangan bahasa inggris tadi sore

C.      ISILAH TITIK BERIKUT DENGAN KATA “SINCE” = SEJAK DAN “FOR” = SELAMA

1.       He has been selling cars …… ten years
2.       It has been raining ……. Yesterday morning
3.       I haven’t worn this dress …. Two years
4.       She hasn’t bought any new clothes …… the beginning of the years
5.       He  hasn’t been here ….. three weeks

D.       ARTIKANLAH KALIMAT BERIKUT KE DALAM BAHASA INGGRIS SESUAI PRESENT CONTINOUS TENSE

1.       Saya sedang belajar ketika ibu memasak di dapur
2.       Apa yang sedang dilakukan Tom ? dia (laki”) sedang membersihkan sepatunya
3.       Bell berbunyi ketika saya sedang belajar dengan kak Shinta
4.       Ia ragu-ragu ketika ia sedang menulis jawabannya
5.       Saya sedang belajar di kamar
6.        

Selasa, 06 Desember 2011

pendidikan dalam keluarga


BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara tentang proses pendidikan dalam setiap system pendidikantidak akan sempurna kecuali harus meliputi pembicaraan tentang falsafah,tujuan-tujuan, kebijaksanaan, kurikulum, metode-metode, dan alat yang digunakan oleh proses itu dalam system tersebut. Begitu juga harus dibicarakan tentang institusi-institusi yang menjalankan proses pendidikan atau member sumbangan terhadap perkembangannya. Juga harus dibicarakan tentang orang-orang yang mengelola prose situ dan orang-orang yang dilibatkan oleh prosesitu termasuk murid-murid dan orang-orang yang menjadi sandaran pendidikan dan usaha yang dicuahkandalam proses tersebut sebab semua ini adalah aspek-aspek bagi proses pendidikan.
Dalam tulisan ini kami membatasi pembicaraan terhadap sebagian aspek itu saja secara mendalam. Diantara aspek-aspek yang akan dibahas masalah institusi-institusi pendidikan,orang-orang yang mengendalikan dan mengelolanya,dan orang-orang yang mengambil dan menerima faedah dan manfaat dari pendidikan tersebut dalam rangka system Islam.
Sehingga dalam pembicaraan ketiga aspek ini, kami hanya memilih sebagian kecil sajadaripadanya, yaitu keluarga atau rumah tangga berkenaan dengan aspek intuisi-intuisi pendidikanorang tua berkenaan dengan aspek pengelola-pengeloladan pengendali-pengendali proses pendidikan dan tyerakhir sekali adalah anak-anak berkenaan dengan aspek orang-orang yang menerima manfaat dari proses pendidikan tersebut.
Oleh sebab itu tepatlah judul yang kami pilih yaitu: “ Pendidikan dalan Keluarga menurut Islam”, sebab ketiga-tiga aspek proses pendidikan tersebut di atas itu dapat dicakup oleh judul tersebut. Oleh sebab itu ketiga aspek di atas akan ditinjau lebih dalam pada halaman-halaman berikutnya.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP KELUARGA DALAM ISLAM

1.      Eksistensi Keluarga
Dasar pembentukan keluarga dalam Islam adalah ikatan darah dan perkawinan yang mendasarkan aktivitas pembentukannya pada syari’at Islam.[1]Pembentukan keluarga dalam Islam bermula dengan terciptanya hubungan suci yang terjalin antara seorang lelaki dan seorang perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang sah.Oleh sebab itu, suami-isteri merupakan unsur  utama dalam keluarga.
Jadi keluarga dalam pengertiannya yang sempit merupakan suatu unit social yang terdiri dari seorang suami danseorang isteri,atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang lelaki dan perempuan yang bersifat terus-menerus  dan ketika sepasang suami-isteri itu dikaruniai seorang anak atau lebih maka anak-anak itu menjadi unsur pertama ketiga disamping dua unsur sebelumnya.[2] Menurut An-Nahlawi , keluarga muslim adalah  keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam.[3]
Masing-masig tiga unsur ini, yaitu suami,istri, dan anak mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan keluarga,sehingga bila salah satu unsur itu hilang, maka keluarga menjadi goncang dan akan kehilangan keseimbangan . Keseimbangan hak dan kewajiban setiap anggota keluarga (orang tua) dengan anak-anak ,atau anak dengan  orang tua, serta suami dan isteri menjadi kunci keutuhan keluarga.
Dasar pembentukan keluarga dalam Islam adalah ikatan darah dan perkawinan yang mendasarkan aktivitas pembentukannya pada syari’at Islam. Berarti seluruh anggota keluarga, baik suami-isteri,orang tua maupun anak-anak dan anggota kelurga lainnya harus konsisten mewujudkan cita-cita Islam dalam keluarga. Hak dan kewajiban keluarga harus ditanggung bersama oleh semua anggota keluarga. Ayah dan ibu berkewajiban memenuhi hak-hak anak, dan anak-anak berkewajiban memenuhi hak-hak orang tua. Demikian pula suami berkewajiban memenuhi hak-hak isteri dan isteri berkewajiban memenuhi hak-hak suami sesuai dengan syariat Islam.
Namun, meskipun anak-anak sudah dimasukkan dalam keluarga, ia masih tetap dalam pengertian yang sempit. Karena dalam Islam keluarga juga meliputi kaum kerabat,termasuklahsaudara-saudara, kakek-nenek, sepupu, dll.Almarhum Abu Zahra membagi keluarga kepada tiga bagian utama,yaitu unsur utama yang terdiri dari suami-isteri,unsur kedua anak-anak, dan unsur ketiga adalah kaum kerabat.[4]

2.      Tanggung Jawab Orang Tua menurut Islam
Di dalam ajaran Islam, tepatnya dalam Al-Quran tergambar jelastanggung jawab orang tua terhadap keluarganya, yaitu:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR.(التحريم:6)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”(QS.At-Tahrim:6)
Dari ayat di atas terdapat dua kewajiban orang tua, yaitu :
1.                  Orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya
2.                  Orang tua bertanggung jawab memelihara atau melindungi keluarganya
Al-Ghazali mengatakan : ” Melatih anak-anak adalah suatu hal sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagai mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran dan gambaran, ia dapat/mampu menerima segala sesuatu yang diukir atasnya dan condong kepda segala yang di condongkan kepadanya. Maka bila ia dibiasakan kea rah kebaikan dan diajar kebaikan jadilah ia baik dan berbahagialah dunia akhirat, sedang ayah dan para pendidiknya .tetapi bila dibiasakan jelek dan dibiarkan dalam kejelekan, maka celaka dan rusaklah ia, sedang wali serta pemeliharanya mendapat beban dosa. Untuk itu wajiblah orang tua menjaga anak dari perbuatan dosa dengan mendidik dan    mengajar berakhlak baik, menjaganya dari teman-temannya yang jahat-jahat dan tak boleh membiasakan anak bernikmat-nikmat.[5]
Orang tua yaitu ayah dan ibu memiliki pengaruh yang besar tehadap psikis dan paedagogis anaknya. Sabda Nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut:
كُلُّ اِنْسَانٍ تَلِدُهُ اُمُّهُ عَلَى اْلفِطْرَةِ وَاَبَوَاهُ بَعْدُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ فَاِنْ كَانَ مُسْلِمَيْنِ فَمُسْلِمٌ. (الحديث)
Artinya:
“Tiap-tiap orang itu dilahirkan ibunya atas dasar fitrah beragama( Islam ) dan tergantung ayah dan ibunya yang mendidik dia menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi. Maka bila kedua orang tuanya Muslim maka  muslimlah anaknya.[6]
Jadi,orang tua dengan pengaruhnya yang besar dapat membimbing jiwa anaknya yang sedang berkembang ke arah cita-cita yang mereka inginkan. Tetap,dalam Islam diakui juga bahwa pengaruh dari keduanya berlebih dan berkurang. Maksudnya ialah ibu memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan ayah. Hal ini dibuktikan dengan sabda nabi sebagai berikut:
دَعْوَةُ اْلوَالِدَاةِ اَسْرَعُ اِجَابَةً قِيْلَ يَارَسُوْلُ اللّهِ وَلِمَاذَالِكَ قَالَ هِيَ اَرْحَمُ مِنَ اْلاَبِ وَدَعْوَةُ الرَّاحِمِ لَاتَسْقُطُ.
Artinya:
“ Doa ibu lebih lekas diijabah,Lalu Rasulullah ditanyai: Hai Rasulullah mengapa demikian? Rasul bersabda : dia lebih mengasihi daripada ayah, sedang doa orang yang mempunyai hubungan rahim tidak akan gugur.”
Jadi jelaslah bahwa ibu dalam Islam dipandang mempunyai kedudukan yang lebih tinggidari ayah dalam tugas pendidikan anak, karena Islam menitikberatkan pendidikan anak atas dasar cinta kasih, sedang yang paling besar cinta kasihnya dalam keluarga terhadap anak adalah kaum ibu. Namun ,walaupun ibu dipandang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap anak, tetapi tidak berarti bahwa ayah tidak mempunyai pengaruh dalam keluarga.
Ayah dan ibu merupakan dwitunggal yang bersama-sama tugas pendidikan dalam keluarga yang di jalin dengan kerjasama dan saling pengertian sebaik-baiknya, agar timbul keserasian dalam menunaikan tugas tersebut baik yang bersifat paedagogis ataupun psikologis dalam pembentukan dan pengembangan watak anak.
Disamping orang tua sebagai pendidik ,orang tua juga bertugas melindungi keluarganya,yakni orang tua harus memelihara keselamatan kehidupan keluarganya baik moril maupun maupun materilnya. Jaminan materil bagi kelangsungan hidup keluarga antara lain berupa nafkah.
Lebih spesifik lagi tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah:
a.       Memelihara dan Membesarkannya.Tanggung jawab ini, merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup tumbuh dan berkembang dengan baik.
b.      Melindungi dan Menjamin Keselamatannya.Dalam hal ini melindungi dan menjamin keselamatan anak baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c.       Mendidiknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia dewasa mampu berdiri sendiri dan bantu orang lain (hablum minan nas) dan melaksanakan tugas kekhalifahannya di bumi.
d.      Membahagiakan anak untuk dunia dan akhiratdengan memberikan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup seorang muslim. Tanggung jawab ini di kategorikan juga kepada tanggung jawab.

Kesadaran akan tanggung jawab orang tua mendidik dan membina anaknya secara terus menerus perlu dikembangkan, supaya pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang turun temurun tetapi harus di sesuaikan dengan perkembangan zaman. Untuk dapat berbuat demikian kedua orang tua selaku pendidik pertama dan utama bagi anak harus meningkatkan kualitas pendidikannya.Upaya yang di tempuh oleh orang tua adalah dengan usaha belajar seumur hidup dan menuntut ilmu wajib bagi setiap laki-laki Muslim dan muslimat tanpa kecuali.
Dengan demikian, pendidikan keluarga bersifat wajar dan alamiah, sesuai dengan kenyataaan dalam tata kebudayaan manusia.Dalam pengertian keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia( suami-isteri). Maka lahirlah seorang anak yang akan menjadi generasi penerus. Maka dari itu, Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa oaring tua sebagai pendidik mengabdi kepada sang anak.[7]

3.      Fungsi Orang Tua
Secara umum orang tua memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.       Fungsi Ketuhanan
Maksudnya adalah Tuhan mempercayakan kedua orang tua memperoleh anak bukan untuk di sia-siakan atau diperbuat semaunya. Anak bukan milik orang tua dan ia tidak berhak melakukan sesuatu sebagaimana orang melakukan terhadap hak miliknya. Tetapi, Tuhan menciptakan hati nurani kepada orang tua, yaitu rasa kasih sayang yang memungkinkan orang tua menjaga, mendidik anaknya dan juga rasa berdosa apabila berbuat yang tidak mulia.
b.      Fungsi Sosial
Maksudnya menjadikan orang tua itu sebagai pengemban amanat masyarakat, yang akan menjadikan anak itu dapat tumbuh dan berkembang sehingga menjadi kekayaan masyarakat. Dalam hal ini, orang tua hendaknya berusaha untuk menjadikan anaknya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.Dalam fungsi sosial, seorang anak itu dapat dinilai buruk dan baik bagi keluarga.  Apabila anak dinilai baik dalam masyarakat maka dia akan menjadi kebanggaan bagi keluarga. Sedangkan apabila anak dinilai buruk dalam masyarakat maka itu akan merugikan keluarga.
c.       Fungsi  Ekonomis
Maksudnya keluarga-keluarga dapat menjadikan dan mempersiapkan anaknya itu sebagai tenaga kerja yang produktif yang dapat menghasilkan secara ekonomis.Dengan demikian, keluargalah yang dapat mengusahakan kemampuan-kemampuan anak yang terpendam untuk dibina sehingga menghasilkan.Jika orang tua mengabaikan hal ini, berarti orang tua tidak sayang kepada anaknya dan membuka pintu bahaya yang dapat menyebabkan anak menderita dan membahayakan masyarakat serta memiskinkan masyarakat.
Selain itu, ada juga fungsi yang terdapat dalam keluarga. Yang harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, yaitu:
a.       Fungsi Ekonomis
Yaitu keluarga yang merupakan satuan sosial mandiri dan didalamnya terdiri dari  anggota-anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi barang yang diproduksi.
b.      Fungsi Sosial
Yaitu keluarga memberikan prestise dan status kepada anggota-anggotanya.
c.       Fungsi edukatif
Yaitu fungsi yang didalamnya kelurga memberikan pendidikan kepada anak-anak dan remaja yang menjadi tanggung jawab para orang tua.
d.      Fungsi protektif
Yaitu fungsi dimana keluarga bertugas untuk melindungi anggota keluarganya dari ancaman fisik, ekonomis dan psikologi
e.       Fungsi religious
Yaitu fungsi yang mengharuskan keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada anggota-anggota keluarga.
f.       Fungsi afektif
Yaitu fungsi dimana keluarga berkewajiban memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan.
Keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan baik pendidikan individual maupun pendidikan sosial.dan perlu juga di perhatikan bahwa pendidikan keluarga juga ikut mendukung pendidikan anak yang lainnya seperti kelompok bermain dan lain lain.
4. Hal – hal Penting yang Diperhatikan Dalam Keluarga
a.       Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga. Keadaan ini tergantung pada bapak dan ibu sebagai pengatur keluarga. Dasar dari pendidikan keluarga adalah perasaan cinta mencintai, tolong menolong, kasih sayang dalam keluarga yang diliputi dengan ketentraman dan kegembiraan.
b.      Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan tugas kewajiban masing-masing.
c.       Orang tua dan orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah mengetahui tabiat dan watak anak-anak.
d.      Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak. Misalnya orang tua mengejek atau mengecilkan hati anak. Hendaklah besarkan hati anak-anak dalam segala hal. Hindarkan hukuman, karena yang demikian itu dapat menjadikan anak kebal terhadap hukuman, tidak patuh, bahkan sebaliknya.
e.       Biarkanlah anak-anak bergaul dengan teman-temannya diluar lingkungan keluarga.
Pergaulan dengn teman-teman sebaya perlu sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak terutama pertumbuhan dan perkembangan perasaan sosialnya, perkembangan watak dan mentalnya.


B.     SIFAT-SIFAT UMUM PENDIDIKAN KELUARGA
            Sifat-sifat umum yang dimaksud adalah sifat keluarga sebagai yang ikut bertanggung jawab dalam proses pendidikan.
            Sifat-sifat umum ini meliputi keluarga sebagai:
1)      Lembaga pendidikan tertua.
Lembaga pendidikan lahir “sejak adanya manusia dimana orangtua yaitu ayah serta ibu sebagai pendidiknya dan anak sebagai si terdidiknya.”
2)      Lembaga pendidikan informil.                                                                                   
Lembaga informil yang dimaksud adalah lembaga yang tidak terorganisir, tidak mengenal perjenjang kronologi atas dasar usia maupun pengetahuan/keterampilan.
3)      Lembaga pendidikan pertama dan utama.
Sebagaimana dinyatakan oleh KI HADJAR DEWANTORO :
“Alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan yang terpenting, oleh karena sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga itu selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti tiap-tiap manusia.”[8]

4)      Bersifat kodrat.
Pendidikan keluarga bersifat kodrat karena “terdapatnya hubungan darah antara pendidik dan anak didiknya yang erat, sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun kecuali dalam hal-hal tertentu.”


C.    PERANAN ANGGOTA KELUARGA DAN LINGKUNGAN KELUARGA  TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

·         Peranan Anggota keluarga terhadap Pendidikan Anak-anak.

v  Ibu
Ibu memegang peranan yang terpenting terhadap pendidikan anak-anaknya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.Setengah orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa.
Peranan Ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai :
Ø  Sumber dan pemberi kasih sayang
Ø  Pengasuh dan pemelihara
Ø  Tempat mencurahkan isi hati
Ø  Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
Ø  Pembimbing hubungan pribadi
Ø  Pendidik dalam segi-segi emosional

v  Ayah
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula.Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsunya atau prestasinya.Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh sangat besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar.
Peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai :
Ø  Sumber kekuasaan dalam keluarga
Ø  Penghubung keluarga dengan intern masyarakat atau dunia luar
Ø  Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
Ø  Pelindung terhadap ancaman dari luar
Ø  Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
Ø  Pendidik dalam segi-segi rasional

v  Nenek
Umumnya nenek laki-laki maupun perempuan, merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayangnya yang berlebih-lebihan terhadap cucu-cucunya. Namun terkadang sering terjadi perselisihan atau pertengkaran antara orang tua anak dengan mengenai cara mendidik anak-anaknya, karena si nenek merasa sudah lebih banyak “makan garam” daripada orangtua anak itu.
Dari pengalaman orang dapat mengetahui, bahwa untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya lebih baik keluarga terpisah tempat tinggalnya dengan nenek.

v  Pembantu rumah tangga (pramu wisma)
Pada umumnya pramuwisma (baby sitter) diberi tugas untuk mengasuh dan memelihara anak-anak yang masih kecil, karena kedua orangtua anak-anak sibuk bekerja atau mencari nafkah di luar rumah.Dalam hal yang demikian, pramuwisma dapat dikatakan termasuk anggota keluarga, yang juga turut berperan dalam pendidikan anak-anak di dalam keluarga.Walaupun begitu orangtua tetap berperan dan menentukan pendidikan anak-anak adalah orangtua, yaitu ayah dan ibu.

·         Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pendidikan Anak-anaknya.

Kita tentu telah maklum, bahwa pengaruh keluarga terhadap pendidikan anak-anak berbeda-beda.Sebagian keluarga atau orangtua mendidik anak-anaknya menurut pendirian yang modern, sedang sebahagian lagi masih menganut pendirian-pendirian yang kuno atau kolot.
            Dari kecil anak dipelihara dan dibesarkan oleh dan dalam keluarga.Segala sesuatu yang ada dalam keluarga, baik yang berupa benda-benda dan orang-orang serta peraturan-peraturan dan adat-istiadat yang berlaku dalm keluarga itu, sangat berpengaruh dan menentukan corak perkembangan anak-anak.
Dalam kenyataan masih banyak didapati kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Beberapa cara orangtua mendidik anak-anaknya dalam keluarga adalah:
ü  Janganlah sering kali melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
ü  Janganlah memberi malu atau mengejek anak-anak di muka orang lain.
ü  Jangan terlalu membeda-bedakan dan berlaku “pilih kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga kita.
ü  Janganlah memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika tidak mempedulikan sedikit juga kepada anak-anak.

D. FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA
            Fungsi-fungsi pendidikan keluarga yang terpenting :
1.      Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Dari penyelidikan para ahli, pengalaman pada masa anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam hidupnya.

2.      Menjamin kehidupan emosional anak
Terjaminnya kehidupan emosional anak pada waktu kecil berarti menjamin pembentukan pribadi anak selanjutnya.

3.      Menanamkan dasar pendidikan moril
Keluarga menanamkan pendidikan moril melalui contoh-contoh yang konkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.

4.      Memberikan dasar pendidikan kesosialan
Keluarga memberikan pendidikan pada anak, terutama memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak.

5.      Pendidikan keluarga dapat pula “merupakan lembaga pendidikan penting untuk meletakkan dasar pendidikan agama bagi anak.”

BAB III
KESIMPULAN
Dalam pandangan Islam keluarga dimulai dengan terjalinnya hubungan yang suci antara laki-laki dengan wanita melalui perkawinan yang halal, memenuhi segala rukun, dan syarat-syarat sahnya. Dengan kata lain,Keluarga adalah sebuah unit terkecil yang terdiri dari suami-istri yang hidup secara terus menerus dala0 bentuk yang telah ditentukan oleh agama.
Didalam sebuah keluarga orang tua memiliki tanggung jawab terhadap anaknya yaitu:
a.       Orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya
b.      Orang tua bertanggung jawab memelihara atau melindungi keluarganya
Bukan hanya itu saja orang tua juga mempunyai fungsi dalam keluarga dan peranan penting dalam pendidikan anak. Bukan hanya orang tua saja tetapi seluruh anggota keluarga mempunyai fungsi dalam keluarga, seperti fungsi sosial, edukatif, ekonomis, protektif dan lain-lain.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Ada beberapa sifat dalam pendidikan agama, yaitu:
1.      Lembaga pendidikan tertua
2.      Lembaga pendidikan informal
3.      Lembaga pendidikan pertama dan utama
4.      Bersifat kodrati
Fungsi dalam pendidikan keluarga juga diperlukan, yaitu:
6.      Pengalaman pertama masa kanak-kanak
7.      Menjamin kehidupan emosional anak
8.      Menanamkan dasar pendidikan moril
9.      Memberikan dasar pendidikan kesosialan
10.  Pendidikan keluarga dapat pula “merupakan lembaga pendidikan penting untuk meletakkan dasar pendidikan agama bagi anak.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta:1978.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiati, Ilmu Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta:2001.
Bakar, Rosdiana, Pendidikan Suatu Pengantar, Citapustaka, Medan:2008
Joesoef, Soelaiman dan Slamet Santoso, Pendidikan Luar Sekolah,Usaha Nasional, Surabaya:1981
Langulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, Pustaka al-Husna, Medan:1984
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung:1992
Syafaruddin, Ilmu Pendidikan Islam, Hijri Pustaka Utama, Jakarta:2009






[1]Syafaruddin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: HijriPustakaUtama,2009)hal.147
[2]HasanLanggulung,Manusia dan Pendidikan(Jakarta:  Pustaka al-Husna,1984)hal.346
[3] Syafaruddin, IlmuPendidikan Islam (Jakarta: HijriPustakaUtama,2009)hal.145
[4]HasanLanggulung,Manusia dan Pendidikan(Jakarta:  Pustaka al-Husna,1984)hal.348

[5] M.Arifin, Hubungan Timbal BalikPendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga( Jakarta: Bulan Bintang,1978)hal.80
[6] Ibid.hal.84
[7] Rosdiana  A. Bakar, Pendidikan Suatu Pengantar ( Medan: Citapustaka, 2008) hal.163
[8] Soelaiman Joesoef dan Slamet Santoso, Pendidikan luar Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional,1981)h.47
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara tentang proses pendidikan dalam setiap system pendidikantidak akan sempurna kecuali harus meliputi pembicaraan tentang falsafah,tujuan-tujuan, kebijaksanaan, kurikulum, metode-metode, dan alat yang digunakan oleh proses itu dalam system tersebut. Begitu juga harus dibicarakan tentang institusi-institusi yang menjalankan proses pendidikan atau member sumbangan terhadap perkembangannya. Juga harus dibicarakan tentang orang-orang yang mengelola prose situ dan orang-orang yang dilibatkan oleh prosesitu termasuk murid-murid dan orang-orang yang menjadi sandaran pendidikan dan usaha yang dicuahkandalam proses tersebut sebab semua ini adalah aspek-aspek bagi proses pendidikan.
Dalam tulisan ini kami membatasi pembicaraan terhadap sebagian aspek itu saja secara mendalam. Diantara aspek-aspek yang akan dibahas masalah institusi-institusi pendidikan,orang-orang yang mengendalikan dan mengelolanya,dan orang-orang yang mengambil dan menerima faedah dan manfaat dari pendidikan tersebut dalam rangka system Islam.
Sehingga dalam pembicaraan ketiga aspek ini, kami hanya memilih sebagian kecil sajadaripadanya, yaitu keluarga atau rumah tangga berkenaan dengan aspek intuisi-intuisi pendidikanorang tua berkenaan dengan aspek pengelola-pengeloladan pengendali-pengendali proses pendidikan dan tyerakhir sekali adalah anak-anak berkenaan dengan aspek orang-orang yang menerima manfaat dari proses pendidikan tersebut.
Oleh sebab itu tepatlah judul yang kami pilih yaitu: “ Pendidikan dalan Keluarga menurut Islam”, sebab ketiga-tiga aspek proses pendidikan tersebut di atas itu dapat dicakup oleh judul tersebut. Oleh sebab itu ketiga aspek di atas akan ditinjau lebih dalam pada halaman-halaman berikutnya.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP KELUARGA DALAM ISLAM

1.      Eksistensi Keluarga
Dasar pembentukan keluarga dalam Islam adalah ikatan darah dan perkawinan yang mendasarkan aktivitas pembentukannya pada syari’at Islam.[1]Pembentukan keluarga dalam Islam bermula dengan terciptanya hubungan suci yang terjalin antara seorang lelaki dan seorang perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang sah.Oleh sebab itu, suami-isteri merupakan unsur  utama dalam keluarga.
Jadi keluarga dalam pengertiannya yang sempit merupakan suatu unit social yang terdiri dari seorang suami danseorang isteri,atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan yang halal antara seorang lelaki dan perempuan yang bersifat terus-menerus  dan ketika sepasang suami-isteri itu dikaruniai seorang anak atau lebih maka anak-anak itu menjadi unsur pertama ketiga disamping dua unsur sebelumnya.[2] Menurut An-Nahlawi , keluarga muslim adalah  keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam.[3]
Masing-masig tiga unsur ini, yaitu suami,istri, dan anak mempunyai peranan penting dalam membina dan menegakkan keluarga,sehingga bila salah satu unsur itu hilang, maka keluarga menjadi goncang dan akan kehilangan keseimbangan . Keseimbangan hak dan kewajiban setiap anggota keluarga (orang tua) dengan anak-anak ,atau anak dengan  orang tua, serta suami dan isteri menjadi kunci keutuhan keluarga.
Dasar pembentukan keluarga dalam Islam adalah ikatan darah dan perkawinan yang mendasarkan aktivitas pembentukannya pada syari’at Islam. Berarti seluruh anggota keluarga, baik suami-isteri,orang tua maupun anak-anak dan anggota kelurga lainnya harus konsisten mewujudkan cita-cita Islam dalam keluarga. Hak dan kewajiban keluarga harus ditanggung bersama oleh semua anggota keluarga. Ayah dan ibu berkewajiban memenuhi hak-hak anak, dan anak-anak berkewajiban memenuhi hak-hak orang tua. Demikian pula suami berkewajiban memenuhi hak-hak isteri dan isteri berkewajiban memenuhi hak-hak suami sesuai dengan syariat Islam.
Namun, meskipun anak-anak sudah dimasukkan dalam keluarga, ia masih tetap dalam pengertian yang sempit. Karena dalam Islam keluarga juga meliputi kaum kerabat,termasuklahsaudara-saudara, kakek-nenek, sepupu, dll.Almarhum Abu Zahra membagi keluarga kepada tiga bagian utama,yaitu unsur utama yang terdiri dari suami-isteri,unsur kedua anak-anak, dan unsur ketiga adalah kaum kerabat.[4]

2.      Tanggung Jawab Orang Tua menurut Islam
Di dalam ajaran Islam, tepatnya dalam Al-Quran tergambar jelastanggung jawab orang tua terhadap keluarganya, yaitu:

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR.(التحريم:6)
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”(QS.At-Tahrim:6)
Dari ayat di atas terdapat dua kewajiban orang tua, yaitu :
1.                  Orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya
2.                  Orang tua bertanggung jawab memelihara atau melindungi keluarganya
Al-Ghazali mengatakan : ” Melatih anak-anak adalah suatu hal sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagai mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran dan gambaran, ia dapat/mampu menerima segala sesuatu yang diukir atasnya dan condong kepda segala yang di condongkan kepadanya. Maka bila ia dibiasakan kea rah kebaikan dan diajar kebaikan jadilah ia baik dan berbahagialah dunia akhirat, sedang ayah dan para pendidiknya .tetapi bila dibiasakan jelek dan dibiarkan dalam kejelekan, maka celaka dan rusaklah ia, sedang wali serta pemeliharanya mendapat beban dosa. Untuk itu wajiblah orang tua menjaga anak dari perbuatan dosa dengan mendidik dan    mengajar berakhlak baik, menjaganya dari teman-temannya yang jahat-jahat dan tak boleh membiasakan anak bernikmat-nikmat.[5]
Orang tua yaitu ayah dan ibu memiliki pengaruh yang besar tehadap psikis dan paedagogis anaknya. Sabda Nabi Muhammad SAW menyatakan sebagai berikut:
كُلُّ اِنْسَانٍ تَلِدُهُ اُمُّهُ عَلَى اْلفِطْرَةِ وَاَبَوَاهُ بَعْدُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ فَاِنْ كَانَ مُسْلِمَيْنِ فَمُسْلِمٌ. (الحديث)
Artinya:
“Tiap-tiap orang itu dilahirkan ibunya atas dasar fitrah beragama( Islam ) dan tergantung ayah dan ibunya yang mendidik dia menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi. Maka bila kedua orang tuanya Muslim maka  muslimlah anaknya.[6]
Jadi,orang tua dengan pengaruhnya yang besar dapat membimbing jiwa anaknya yang sedang berkembang ke arah cita-cita yang mereka inginkan. Tetap,dalam Islam diakui juga bahwa pengaruh dari keduanya berlebih dan berkurang. Maksudnya ialah ibu memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan ayah. Hal ini dibuktikan dengan sabda nabi sebagai berikut:
دَعْوَةُ اْلوَالِدَاةِ اَسْرَعُ اِجَابَةً قِيْلَ يَارَسُوْلُ اللّهِ وَلِمَاذَالِكَ قَالَ هِيَ اَرْحَمُ مِنَ اْلاَبِ وَدَعْوَةُ الرَّاحِمِ لَاتَسْقُطُ.
Artinya:
“ Doa ibu lebih lekas diijabah,Lalu Rasulullah ditanyai: Hai Rasulullah mengapa demikian? Rasul bersabda : dia lebih mengasihi daripada ayah, sedang doa orang yang mempunyai hubungan rahim tidak akan gugur.”
Jadi jelaslah bahwa ibu dalam Islam dipandang mempunyai kedudukan yang lebih tinggidari ayah dalam tugas pendidikan anak, karena Islam menitikberatkan pendidikan anak atas dasar cinta kasih, sedang yang paling besar cinta kasihnya dalam keluarga terhadap anak adalah kaum ibu. Namun ,walaupun ibu dipandang mempunyai pengaruh lebih besar terhadap anak, tetapi tidak berarti bahwa ayah tidak mempunyai pengaruh dalam keluarga.
Ayah dan ibu merupakan dwitunggal yang bersama-sama tugas pendidikan dalam keluarga yang di jalin dengan kerjasama dan saling pengertian sebaik-baiknya, agar timbul keserasian dalam menunaikan tugas tersebut baik yang bersifat paedagogis ataupun psikologis dalam pembentukan dan pengembangan watak anak.
Disamping orang tua sebagai pendidik ,orang tua juga bertugas melindungi keluarganya,yakni orang tua harus memelihara keselamatan kehidupan keluarganya baik moril maupun maupun materilnya. Jaminan materil bagi kelangsungan hidup keluarga antara lain berupa nafkah.
Lebih spesifik lagi tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah:
a.       Memelihara dan Membesarkannya.Tanggung jawab ini, merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makan, minum dan perawatan, agar ia dapat hidup tumbuh dan berkembang dengan baik.
b.      Melindungi dan Menjamin Keselamatannya.Dalam hal ini melindungi dan menjamin keselamatan anak baik secara jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
c.       Mendidiknya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupannya kelak sehingga bila ia dewasa mampu berdiri sendiri dan bantu orang lain (hablum minan nas) dan melaksanakan tugas kekhalifahannya di bumi.
d.      Membahagiakan anak untuk dunia dan akhiratdengan memberikan pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir hidup seorang muslim. Tanggung jawab ini di kategorikan juga kepada tanggung jawab.

Kesadaran akan tanggung jawab orang tua mendidik dan membina anaknya secara terus menerus perlu dikembangkan, supaya pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang turun temurun tetapi harus di sesuaikan dengan perkembangan zaman. Untuk dapat berbuat demikian kedua orang tua selaku pendidik pertama dan utama bagi anak harus meningkatkan kualitas pendidikannya.Upaya yang di tempuh oleh orang tua adalah dengan usaha belajar seumur hidup dan menuntut ilmu wajib bagi setiap laki-laki Muslim dan muslimat tanpa kecuali.
Dengan demikian, pendidikan keluarga bersifat wajar dan alamiah, sesuai dengan kenyataaan dalam tata kebudayaan manusia.Dalam pengertian keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat yang terbentuk berdasarkan sukarela dan cinta yang asasi antara dua subyek manusia( suami-isteri). Maka lahirlah seorang anak yang akan menjadi generasi penerus. Maka dari itu, Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa oaring tua sebagai pendidik mengabdi kepada sang anak.[7]

3.      Fungsi Orang Tua
Secara umum orang tua memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a.       Fungsi Ketuhanan
Maksudnya adalah Tuhan mempercayakan kedua orang tua memperoleh anak bukan untuk di sia-siakan atau diperbuat semaunya. Anak bukan milik orang tua dan ia tidak berhak melakukan sesuatu sebagaimana orang melakukan terhadap hak miliknya. Tetapi, Tuhan menciptakan hati nurani kepada orang tua, yaitu rasa kasih sayang yang memungkinkan orang tua menjaga, mendidik anaknya dan juga rasa berdosa apabila berbuat yang tidak mulia.
b.      Fungsi Sosial
Maksudnya menjadikan orang tua itu sebagai pengemban amanat masyarakat, yang akan menjadikan anak itu dapat tumbuh dan berkembang sehingga menjadi kekayaan masyarakat. Dalam hal ini, orang tua hendaknya berusaha untuk menjadikan anaknya sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.Dalam fungsi sosial, seorang anak itu dapat dinilai buruk dan baik bagi keluarga.  Apabila anak dinilai baik dalam masyarakat maka dia akan menjadi kebanggaan bagi keluarga. Sedangkan apabila anak dinilai buruk dalam masyarakat maka itu akan merugikan keluarga.
c.       Fungsi  Ekonomis
Maksudnya keluarga-keluarga dapat menjadikan dan mempersiapkan anaknya itu sebagai tenaga kerja yang produktif yang dapat menghasilkan secara ekonomis.Dengan demikian, keluargalah yang dapat mengusahakan kemampuan-kemampuan anak yang terpendam untuk dibina sehingga menghasilkan.Jika orang tua mengabaikan hal ini, berarti orang tua tidak sayang kepada anaknya dan membuka pintu bahaya yang dapat menyebabkan anak menderita dan membahayakan masyarakat serta memiskinkan masyarakat.
Selain itu, ada juga fungsi yang terdapat dalam keluarga. Yang harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga, yaitu:
a.       Fungsi Ekonomis
Yaitu keluarga yang merupakan satuan sosial mandiri dan didalamnya terdiri dari  anggota-anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi barang yang diproduksi.
b.      Fungsi Sosial
Yaitu keluarga memberikan prestise dan status kepada anggota-anggotanya.
c.       Fungsi edukatif
Yaitu fungsi yang didalamnya kelurga memberikan pendidikan kepada anak-anak dan remaja yang menjadi tanggung jawab para orang tua.
d.      Fungsi protektif
Yaitu fungsi dimana keluarga bertugas untuk melindungi anggota keluarganya dari ancaman fisik, ekonomis dan psikologi
e.       Fungsi religious
Yaitu fungsi yang mengharuskan keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada anggota-anggota keluarga.
f.       Fungsi afektif
Yaitu fungsi dimana keluarga berkewajiban memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan.
Keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan baik pendidikan individual maupun pendidikan sosial.dan perlu juga di perhatikan bahwa pendidikan keluarga juga ikut mendukung pendidikan anak yang lainnya seperti kelompok bermain dan lain lain.
4. Hal – hal Penting yang Diperhatikan Dalam Keluarga
a.       Usahakan suasana yang baik dalam lingkungan keluarga. Keadaan ini tergantung pada bapak dan ibu sebagai pengatur keluarga. Dasar dari pendidikan keluarga adalah perasaan cinta mencintai, tolong menolong, kasih sayang dalam keluarga yang diliputi dengan ketentraman dan kegembiraan.
b.      Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan tugas kewajiban masing-masing.
c.       Orang tua dan orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah mengetahui tabiat dan watak anak-anak.
d.      Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak. Misalnya orang tua mengejek atau mengecilkan hati anak. Hendaklah besarkan hati anak-anak dalam segala hal. Hindarkan hukuman, karena yang demikian itu dapat menjadikan anak kebal terhadap hukuman, tidak patuh, bahkan sebaliknya.
e.       Biarkanlah anak-anak bergaul dengan teman-temannya diluar lingkungan keluarga.
Pergaulan dengn teman-teman sebaya perlu sekali bagi pertumbuhan jiwa anak-anak terutama pertumbuhan dan perkembangan perasaan sosialnya, perkembangan watak dan mentalnya.


B.     SIFAT-SIFAT UMUM PENDIDIKAN KELUARGA
            Sifat-sifat umum yang dimaksud adalah sifat keluarga sebagai yang ikut bertanggung jawab dalam proses pendidikan.
            Sifat-sifat umum ini meliputi keluarga sebagai:
1)      Lembaga pendidikan tertua.
Lembaga pendidikan lahir “sejak adanya manusia dimana orangtua yaitu ayah serta ibu sebagai pendidiknya dan anak sebagai si terdidiknya.”
2)      Lembaga pendidikan informil.                                                                                   
Lembaga informil yang dimaksud adalah lembaga yang tidak terorganisir, tidak mengenal perjenjang kronologi atas dasar usia maupun pengetahuan/keterampilan.
3)      Lembaga pendidikan pertama dan utama.
Sebagaimana dinyatakan oleh KI HADJAR DEWANTORO :
“Alam keluarga adalah pusat pendidikan yang pertama dan yang terpenting, oleh karena sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini, hidup keluarga itu selalu mempengaruhi bertumbuhnya budi pekerti tiap-tiap manusia.”[8]

4)      Bersifat kodrat.
Pendidikan keluarga bersifat kodrat karena “terdapatnya hubungan darah antara pendidik dan anak didiknya yang erat, sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun kecuali dalam hal-hal tertentu.”


C.    PERANAN ANGGOTA KELUARGA DAN LINGKUNGAN KELUARGA  TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

·         Peranan Anggota keluarga terhadap Pendidikan Anak-anak.

v  Ibu
Ibu memegang peranan yang terpenting terhadap pendidikan anak-anaknya. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari itu seorang ibu hendaklah seorang yang bijaksana dan pandai mendidik anak-anaknya.Setengah orang mengatakan kaum ibu adalah pendidik bangsa.
Peranan Ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai :
Ø  Sumber dan pemberi kasih sayang
Ø  Pengasuh dan pemelihara
Ø  Tempat mencurahkan isi hati
Ø  Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
Ø  Pembimbing hubungan pribadi
Ø  Pendidik dalam segi-segi emosional

v  Ayah
Di samping ibu, seorang ayah pun memegang peranan yang penting pula.Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi gengsunya atau prestasinya.Kegiatan seorang ayah terhadap pekerjaannya sehari-hari sungguh sangat besar pengaruhnya kepada anak-anaknya, lebih-lebih anak yang telah agak besar.
Peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai :
Ø  Sumber kekuasaan dalam keluarga
Ø  Penghubung keluarga dengan intern masyarakat atau dunia luar
Ø  Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
Ø  Pelindung terhadap ancaman dari luar
Ø  Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
Ø  Pendidik dalam segi-segi rasional

v  Nenek
Umumnya nenek laki-laki maupun perempuan, merupakan sumber kasih sayang yang mencurahkan kasih sayangnya yang berlebih-lebihan terhadap cucu-cucunya. Namun terkadang sering terjadi perselisihan atau pertengkaran antara orang tua anak dengan mengenai cara mendidik anak-anaknya, karena si nenek merasa sudah lebih banyak “makan garam” daripada orangtua anak itu.
Dari pengalaman orang dapat mengetahui, bahwa untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya lebih baik keluarga terpisah tempat tinggalnya dengan nenek.

v  Pembantu rumah tangga (pramu wisma)
Pada umumnya pramuwisma (baby sitter) diberi tugas untuk mengasuh dan memelihara anak-anak yang masih kecil, karena kedua orangtua anak-anak sibuk bekerja atau mencari nafkah di luar rumah.Dalam hal yang demikian, pramuwisma dapat dikatakan termasuk anggota keluarga, yang juga turut berperan dalam pendidikan anak-anak di dalam keluarga.Walaupun begitu orangtua tetap berperan dan menentukan pendidikan anak-anak adalah orangtua, yaitu ayah dan ibu.

·         Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pendidikan Anak-anaknya.

Kita tentu telah maklum, bahwa pengaruh keluarga terhadap pendidikan anak-anak berbeda-beda.Sebagian keluarga atau orangtua mendidik anak-anaknya menurut pendirian yang modern, sedang sebahagian lagi masih menganut pendirian-pendirian yang kuno atau kolot.
            Dari kecil anak dipelihara dan dibesarkan oleh dan dalam keluarga.Segala sesuatu yang ada dalam keluarga, baik yang berupa benda-benda dan orang-orang serta peraturan-peraturan dan adat-istiadat yang berlaku dalm keluarga itu, sangat berpengaruh dan menentukan corak perkembangan anak-anak.
Dalam kenyataan masih banyak didapati kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga dalam mendidik anak-anaknya. Beberapa cara orangtua mendidik anak-anaknya dalam keluarga adalah:
ü  Janganlah sering kali melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
ü  Janganlah memberi malu atau mengejek anak-anak di muka orang lain.
ü  Jangan terlalu membeda-bedakan dan berlaku “pilih kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga kita.
ü  Janganlah memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika tidak mempedulikan sedikit juga kepada anak-anak.

D. FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA
            Fungsi-fungsi pendidikan keluarga yang terpenting :
1.      Pengalaman pertama masa kanak-kanak
Dari penyelidikan para ahli, pengalaman pada masa anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan individu dalam hidupnya.

2.      Menjamin kehidupan emosional anak
Terjaminnya kehidupan emosional anak pada waktu kecil berarti menjamin pembentukan pribadi anak selanjutnya.

3.      Menanamkan dasar pendidikan moril
Keluarga menanamkan pendidikan moril melalui contoh-contoh yang konkrit dalam perbuatan hidup sehari-hari.

4.      Memberikan dasar pendidikan kesosialan
Keluarga memberikan pendidikan pada anak, terutama memupuk berkembangnya benih-benih kesadaran sosial pada anak-anak.

5.      Pendidikan keluarga dapat pula “merupakan lembaga pendidikan penting untuk meletakkan dasar pendidikan agama bagi anak.”

BAB III
KESIMPULAN
Dalam pandangan Islam keluarga dimulai dengan terjalinnya hubungan yang suci antara laki-laki dengan wanita melalui perkawinan yang halal, memenuhi segala rukun, dan syarat-syarat sahnya. Dengan kata lain,Keluarga adalah sebuah unit terkecil yang terdiri dari suami-istri yang hidup secara terus menerus dala0 bentuk yang telah ditentukan oleh agama.
Didalam sebuah keluarga orang tua memiliki tanggung jawab terhadap anaknya yaitu:
a.       Orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya
b.      Orang tua bertanggung jawab memelihara atau melindungi keluarganya
Bukan hanya itu saja orang tua juga mempunyai fungsi dalam keluarga dan peranan penting dalam pendidikan anak. Bukan hanya orang tua saja tetapi seluruh anggota keluarga mempunyai fungsi dalam keluarga, seperti fungsi sosial, edukatif, ekonomis, protektif dan lain-lain.
Pendidikan keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak. Ada beberapa sifat dalam pendidikan agama, yaitu:
1.      Lembaga pendidikan tertua
2.      Lembaga pendidikan informal
3.      Lembaga pendidikan pertama dan utama
4.      Bersifat kodrati
Fungsi dalam pendidikan keluarga juga diperlukan, yaitu:
6.      Pengalaman pertama masa kanak-kanak
7.      Menjamin kehidupan emosional anak
8.      Menanamkan dasar pendidikan moril
9.      Memberikan dasar pendidikan kesosialan
10.  Pendidikan keluarga dapat pula “merupakan lembaga pendidikan penting untuk meletakkan dasar pendidikan agama bagi anak.





DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Bulan Bintang, Jakarta:1978.
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiati, Ilmu Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta:2001.
Bakar, Rosdiana, Pendidikan Suatu Pengantar, Citapustaka, Medan:2008
Joesoef, Soelaiman dan Slamet Santoso, Pendidikan Luar Sekolah,Usaha Nasional, Surabaya:1981
Langulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan, Pustaka al-Husna, Medan:1984
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung:1992
Syafaruddin, Ilmu Pendidikan Islam, Hijri Pustaka Utama, Jakarta:2009






[1]Syafaruddin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: HijriPustakaUtama,2009)hal.147
[2]HasanLanggulung,Manusia dan Pendidikan(Jakarta:  Pustaka al-Husna,1984)hal.346
[3] Syafaruddin, IlmuPendidikan Islam (Jakarta: HijriPustakaUtama,2009)hal.145
[4]HasanLanggulung,Manusia dan Pendidikan(Jakarta:  Pustaka al-Husna,1984)hal.348

[5] M.Arifin, Hubungan Timbal BalikPendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga( Jakarta: Bulan Bintang,1978)hal.80
[6] Ibid.hal.84
[7] Rosdiana  A. Bakar, Pendidikan Suatu Pengantar ( Medan: Citapustaka, 2008) hal.163
[8] Soelaiman Joesoef dan Slamet Santoso, Pendidikan luar Sekolah, (Surabaya : Usaha Nasional,1981)h.47