Kamis, 01 Desember 2011

komunikasi organisasi


TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.[1]
Karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu ingin membangun kerja sama satu sama lainnya. Untuk memahami maksud satu sama lainnya maka diperlukan adanya suatu komunikasi sebagai pengantar untuk sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Kominikasi diientikan dengan berbicara dan gerak tubuh.[2]Tanpa komunikasi yang baik , tidak akanterjalin kerja sama yang bermuara pada tujuan yang di cetuskan.

UNSUR – UNSUR DALAM KOMUNIKASI
Untuk mengenal komponen lebih mendalam , perlu di ketahui komponen apa saja yang membentuk komunikasi. Dengan kata lain , komunikasi terjadi karena ada pengirim pesan , pesan , saluran , penerima pesan dan balikan.
1.     PengirimPesan (Komunikator)

                     Pengirim pesan merupakan tokoh utama yang memiliki peran terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Dialah yang mempunyai suatu pesan untuk disampaikan pada komunikan. Dalam penyampaiannya, seorang komunikator haruslah percaya diri dan mempunyai attitude yang baik dimana sikap ini mampu menghantarkan informasi sesuai keinginan. Karena apabila dalam penyampaian pesan sikap kita tidak baik, katakanlah sombong, maka pesan penting yang seharusnya sampai pada komunikan malah tidak sepenuhnya sampai akibat sikap kita tersebut. Komunikator juga harus memiliki sikap reseptif yang bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang telah disampaikannya. Pengirim pesan juga merupakan suatu individu yang terjadi karena proses berfikir tentang apa yang disampaikannya.[3]
2.     Pesan

Pesan adalah apa yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Suatu pesan biasanya dikupas secara panjang lebar untuk berbagai segi. Penyampaian pesan dapat berupa lisan, face to face, atau melalui media. Pesan juga merupakan dari kesuluhan apa yang ingin di sampaikan komunikator. Pesan juga dapat berbentuk lisan ataupun tulisan atau bahkan dengan tanda atau sebuah ekspresi.

3.     Saluran atau Chanel

Saluran komunikasi adalah cara penyampaian pesan atau yang biasa disebut dengan media karena merupkan jalan yang di lalui pesan agar sampai pada si penerima. Saluran ini dapat berbentuk gelombang cahaya dan suara yang dapat dilihat dan dapat dirasakan. Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.

4.    Penerima Pesan

Pihak yang menerima pesan adalah rekan (partner) dalam komunikasi. Pihak yang menerima pesan disebut penerim(receiver).
Penerima menerima pesan melalui indranya terutama telinga dan mata. Begitu menerima kode, tanda, lambang, entah verbal maupun nonverbal, penerima membuka pinto khazanah ingatan (memory) dalam benaknya. KutnpuIan ingatan itu merupakan akumulasi warisan hudaya, asuhan, pendidikan, lingkungan, prasangka, dan biasnya..lika tidak terganggu oleh gangguan-gangguan komunikasi, berdasarkan bank ingatannya itu, penerima dapat menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterimanya.
Dari hasil penafsiran dan penerjemahan pesan itu, pengertian pengiriman dan penerima dapat sama, berbeda sedikit atau banyak. Jika sama, maka penafsiran dan penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika berbeda sedikit, maka penafsiran dan penerjemahan salah sedikit, dan maksud pengirim tercapai meski tidak sepenuhnya. Jika berbeda, maka penafsiran dan penerjemahan penerima salah dan maksud pengirim tidak tercapai. Jika perbedaan besar, maka kesalahan besar dan maksud pengirim amat jauh dari pencapaiannya.
Penafsiran dan penerjemahan pesan itu, kecuali dipengaruhi oleh bank ingatannya, juga oleh mutu dan tingkat kedekatan hubungan antara pengirim dan penerima dan keadaan si penerima ketika menerima pesan itu. Jika hubungan itu baik dan akrab kemungkinan penafsiran dan penerjemahan itu benar lebih besar daripada jika hubungan buruk dan jauh. Jika pada waktu menerima pesan itu penerima dalam keadaan 100% fit lahir dan batin, maka penafsiran dan penerjemahan pesan mungkin lebih benar daripada ketika fisik tidak fit dan loyo.
Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.

5.    Balikan
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran. Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Dipandang dan efektivitas komunikasi dan akibat komunikasi pada penerima, umpan balik dapat negatif dan positif. Umpan balik negatif adalah umpan batik yang menunjukkan bahwa penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Un-ipan balik negatif dapat benar, tetapi juga dapat salah. Benar jika isi atau cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, serta penafsiran dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, tetapi penafsiran dan penerjemahan penerima pesan salah. Umpan balik negatif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengirim pesan untuk memperbaiki isi dan cara penyampaian pesan, atau membatalkan pesan sama sekali.
Umpan balik positif, bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Umpan balik positif membuat komunikasi bisa berlanjut, urusan ditangani, dan hubungan antara pengirim dan penerima tetap atau bertambah baik. Baru sesudah umpan balik diterima oleh pengirim itulah komunikasi secara penuh terjadi.
Dalam komunikasi penuh, secara bergantian peran penerima pesan berubah menjadi pengirim pesan, dan pengirim pesan berubah menjadi penerima pesan. Akibat pesan yang disampaikan, saluran yang digunakan serta situasi komunikasi ikut berubah-ubah pula. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan mendatangkan dampak bagi pengirim maupun penerima. Dampak itu dapat fisik, seperti kehangatan pada waktu berjabat tangan; emosional, seperti waktu hati menjadi gembira atau susah; kognitif, seperti bertambahnya pengetahuan karena menerima informasi baru; atau gabungan dari dampak-dampak itu.
Seringkali komunikasi tidak berjalan dengan baik , apabila salah satu dari komponen ini mengalami gangguan baik terjadi dalam diri maupun di luar diri dalam komunikasi yang mereka gunakan maka akan terjadi kesalah pahaman dalam organisasi. Untuk itu komunikasi perlu di dukung oleh seluruh komponen dengan baik agar terjadi hubungan yang harmonis di antara orang yang melakukan komunikasi sesamanya.







BENTUK – BENTUK KOMUNIKASI

1.    Komunikasi verbal
Komunikasi lisan biasanya banyak dilakukan orang tanpa perantara benda atau alat lainnya seperti tinta atau kertas. Komunikasi verbal bersifat langsung yang dapat dilakukan oleh beberapa atau lebih dari satu orang. Komunikasi ini dapat di pakai pada keadaan formal ataupun tidak formal. Komunikasi lisan tidak terkait pada ruang dan waktu. Dahulu orang bias berkomunikasi lisan dari yang dekat namun di zaman sekarang orang berkomunikasi pada jarak yang jauh dan ruang yang berbeda namun pada waktu yang sama.[4]Pesan pada komunikasi verbal ini adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atu lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam katagori pesan verbal disengaja, yaitu usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu system kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat symbol , dengan aturan untuk mengkombinasikan symbol-simbol tersebut , yang digunakan untukk memahami suatu komunikasi.

2.   Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Pesan nonverbal juga semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samour dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan ( kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi , yang dihasilkan oleh individu , yang mencakup nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja ataupun yang tidak di sengaja yang merupakan bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan.[5]

JARINGAN – JARINGAN KOMUNIKASI

Komunikasi Vertikal ( jaringan Komunikasi ke Bawah )
Yakni arus komunikasi timbal balik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memegang peranan cukup vital , yakni komunikasi dari atas ke bawah. Dalam komunikasi secara vertikal ini pimpinan memberikan instruksi , petunjuk , informasi , penjelasan , dan penugasan lain sebagainya kepada ketua uni/kelompok dan bawahan. Kemudian arus komunikasi diterima dalam bentuk dari bawah ke atas , yakni bawahan memberikan laporan , pelaksanaan tugas , sumbangan saran, dan pengaduan kepada pimpinan masing-masing.
Di sini lah peranan komunikasi dalam organisasi dalam menunjang keberhasilan , sebagai landasan kebijaksanaan atau keputusan yang di ambil pimpinan , sehingga untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu di perlukan adanya metode komunikasi.

Komunikasi Horizontal ( jaringan Komunikasi Ke atas )
Komunikasi ini merupakan komunikasi satu level di antara karyawan dengan karyawan dan antra pimpinan dengan pimpinan.[6] Komunikasi ini juga disebut pertukaran pesan pada tingkat otoritas yang sama dalam sebuah organisasi. Komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul di intraksi antara orang-orang dan mengalir keseluruhan anggota tanpa dapat diperkirakan.[7]

JENIS-JENIS KOMUNIKASI
1.    Komunikasi dengan diri sendiri ( Intra Personal Comunication )
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu, dengan kata lain merupakan proses komunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena adanya sesorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamatinya atau terbentik dalam pikirannya. Objek yang diamatinya mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah mendapat rangsangan dari pancaindra yang diamatinya. Hasil kerja dari proses pikiran tadi setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi pengaruh kepada pengetahuan , sikap dan perilaku seseorang.
Dalam proses pengambilan keputusan , sering kali seseorang di hadapkan pada pilihan ”ya” atau ”tidak”. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada komunikasi dengan diri sendiri , terutama dalam mempertimbangkan untung rugi dalam suatu keputusan.

2.    Komunikasi antar pribadi (Interpersonal)
Komunikasi yang dimaksud ini adalah proses komunikasi yang berlangsung antar dua orang atau lebih secara tatap muka , seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa ”Interpesonal comunication is comunication involoping two or more people in face to face setting.[8] Komunikasi interpersonal berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari sat orang ke orang lain. Dalam komunikasi ini dipandang secara dasar mempengaruhi perilaku dan yang memperoses mempersatukan psikologi , seperti persepsi , pemahaman dan motivasi di suatu pihak dengan bahasa ddengan pihak yang lain. Thoha (2001:166) Menegaskan komunikasi antar pribadi biasanya efektif dengan lima hal yaitu , keterbukaan , empaty , dukungan , kepositifan , dan kesamaan.



3.    Komunikasi kelompo kecil
Yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara tiga atau lebih secara tatap muka , diantara anggota-angotanya saling berintraksi satu sama lainnya. (Muhammad,2001:182) komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi individu yang lain , berintraksi untuk beberapa tujuan , mengambil peran , terikat satu sama lain dan komunikasi tatap muka.[9]

4.   Komunikasi kelompok besar
Komunikasi ini ditandaii dengan adanya mempermudah pertemuan ramah tamah, personaliti kelompok , kekompakan dan kotmitnen terhadap tugas dan dasar kelompok seadanya saja.sifatnya lebih serius  yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan posisi lainnya yang menjawab.

5.   Komunikasi publik
Komunikasi ini biasanya disebut dengan komunikasi kolektif ,  komunikasi retorika ,ataupun audience  comunication. Komunikasi ini menunjukan dimana pesan-pesan di sampaikan oleh pembicaraan dalam situasi tatap muka di depan khayalak yang lebih besar. Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interprsonal karena berlangsung secara tatap muka , tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing.
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinue. Dapat diidentifikan siapa yang berbicara ( sumber ) dan siapa yang mndengar ( audience ).ciri lain yang dimiliki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan tida terjadi secara spontan, tetapi secara terencana dan telah dipersiapkan lebih awal. Ada kalangan tertentu menilai komunikasi publik ke dalam komunikasi massa bila dilihat dari pesannya yang terbuka.komunikasi ini bisa terjadi di dalam kelas antara guru (sumber) dan murid (audience).[10]

IKLIM KOMUNIKASI
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tsb thd komunikasi. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi.
Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi:
1.               Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia yang bukan aspek intelektual.
2.              Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota org. Terdiri dari tugas-tugas formal dan informal.Tugas ini menghasilkan produk dan memberikan pelayanan organisasi
Iklim kom. Org merupakan fungsi kegiatan :

• menunjukkan kepada anggota organisasi bhw org. tsb mempercayai mereka dan memberi kebebasan dlm mengambil resiko
• mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dlm mengerjakan tugas-tugas mereka
• menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ttg organisasi
• mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh info yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota org.

Iklim komunikasi ttt memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota org. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka scr efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi.

Iklim komunikasi dpt menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi

Iklim organisasi : gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik antar persona dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi tersebut.[11]

BUDAYA KOMUNIKASI
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi, budaya adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal1a.
Dalam bahasa Inggris, budaya disebut dengan culture. Culture berasal dari bahasa latin colere yang berarti mengolah dan mengerjakan. Definisi ini akhirnya berkembang menjadi segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam1b.
Guru besar antropologi mendefinisikan budaya adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Ini berarti menyangkut mentalitas atau sistem nilai dalam masyarakat-masyarakat.[12]
Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya sebagai kepribadian, cara seseorang memecahkan masalah, mengekspresikan diri, cara berfikir, bahkan termasuk juga sistem transportasi, perencanaan kota. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud hati atau keinginan kepada orang lain.
Secara umum bila orang berintraksi selama beberapa waktu , mereka membentuk suatu budaya komunikasi mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang perilaku norma-norma yang mempengaruhi para anggota itu. Setiap organisasi memiliki satu budaya atau  lbih yang memuat perilaku-perilaku yang diharapkan tertulis atau tidak tertulis. Dengan demikian budaya komunikasi meliputi interaksi selama beberpa waktu,harapan-harapan perilaku, membentuk dan dibentuk , sifat-sifat khas yang dapat memisahkan sebuah budaya dengan budaya lainnyan, dan seperangkat makna atau logika yanh memungkinkan aksi kelompok.[13]

FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI ORGANISASI
Sendjaja (1994) menyatarapakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
  • Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
  • Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
  • Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
  • Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.[14]











BAB III
KESIMPULAN
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Seringkali komunikasi tidak berjalan dengan baik , apabila salah satu dari komponen ini mengalami gangguan baik terjadi dalam diri maupun di luar diri dalam komunikasi yang mereka gunakan maka akan terjadi kesalah pahaman dalam organisasi. Untuk itu komunikasi perlu di dukung oleh seluruh komponen dengan baik agar terjadi hubungan yang harmonis di antara orang yang melakukan komunikasi sesamanya.












DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar,Bandung:Rosda,2005
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies                                                                                        
Hafied Changara,Pengantar Ilmu Komunikasi,Jakarta:Grafindo Persada,2009

J.Winardi,Manajemen Prilaku Organisasi,Bandung:Kencana,2004

Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi,Bandung:Cita Pustaka,2011

Redi Panuju,Komunikasi Organisasi,Jakarta:Pustaka Belajar,2005

Rosady Ruslan,Manajemen Komunikasi,Jakarta:Rajawali pers,1997

Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung:Remaja
Rosdakarya,1992





[1] Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies                 ((http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-organisasi.html )
[2] Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi,(Bandung:Cita Pustaka,2011),h. 88
[3] Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosdakarya,1992)
[4] Nasrul Syakur Chaniago,Op.cit,,h. 92
[5] Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar,(Bandung:Rosda,2005),h. 239-308
[6] Rosady Ruslan,Manajemen Komunikasi,(Jakarta:Rajawali pers,1997),h. 86-87
[7] Ibid Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi h.96
[8] Hafied Changara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Grafindo Persada,2009),h. 30-32
[9] Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisas,lokcit,,h. 92
[10] Hafied Changara,Op.cit,h.34-35
[11] Redi Panuju,Komunikasi Organisasi,(Jakarta:Pustaka Belajar,2005)h,57
[12] J.Winardi,Manajemen Prilaku Organisasi,(Bandung:Kencana,2004), h. 47
[13] Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi,Lokcit,h. 101-102
[14] Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies

TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan.[1]
Karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu ingin membangun kerja sama satu sama lainnya. Untuk memahami maksud satu sama lainnya maka diperlukan adanya suatu komunikasi sebagai pengantar untuk sampai pada tujuan yang ingin dicapai. Kominikasi diientikan dengan berbicara dan gerak tubuh.[2]Tanpa komunikasi yang baik , tidak akanterjalin kerja sama yang bermuara pada tujuan yang di cetuskan.

UNSUR – UNSUR DALAM KOMUNIKASI
Untuk mengenal komponen lebih mendalam , perlu di ketahui komponen apa saja yang membentuk komunikasi. Dengan kata lain , komunikasi terjadi karena ada pengirim pesan , pesan , saluran , penerima pesan dan balikan.
1.     PengirimPesan (Komunikator)

                     Pengirim pesan merupakan tokoh utama yang memiliki peran terpenting dalam proses komunikasi. Komunikator dapat berupa perorangan, kelompok, ataupun massa. Dialah yang mempunyai suatu pesan untuk disampaikan pada komunikan. Dalam penyampaiannya, seorang komunikator haruslah percaya diri dan mempunyai attitude yang baik dimana sikap ini mampu menghantarkan informasi sesuai keinginan. Karena apabila dalam penyampaian pesan sikap kita tidak baik, katakanlah sombong, maka pesan penting yang seharusnya sampai pada komunikan malah tidak sepenuhnya sampai akibat sikap kita tersebut. Komunikator juga harus memiliki sikap reseptif yang bersedia menerima gagasan terhadap pesan yang telah disampaikannya. Pengirim pesan juga merupakan suatu individu yang terjadi karena proses berfikir tentang apa yang disampaikannya.[3]
2.     Pesan

Pesan adalah apa yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Suatu pesan biasanya dikupas secara panjang lebar untuk berbagai segi. Penyampaian pesan dapat berupa lisan, face to face, atau melalui media. Pesan juga merupakan dari kesuluhan apa yang ingin di sampaikan komunikator. Pesan juga dapat berbentuk lisan ataupun tulisan atau bahkan dengan tanda atau sebuah ekspresi.

3.     Saluran atau Chanel

Saluran komunikasi adalah cara penyampaian pesan atau yang biasa disebut dengan media karena merupkan jalan yang di lalui pesan agar sampai pada si penerima. Saluran ini dapat berbentuk gelombang cahaya dan suara yang dapat dilihat dan dapat dirasakan. Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan lain sebagainya.

4.    Penerima Pesan

Pihak yang menerima pesan adalah rekan (partner) dalam komunikasi. Pihak yang menerima pesan disebut penerim(receiver).
Penerima menerima pesan melalui indranya terutama telinga dan mata. Begitu menerima kode, tanda, lambang, entah verbal maupun nonverbal, penerima membuka pinto khazanah ingatan (memory) dalam benaknya. KutnpuIan ingatan itu merupakan akumulasi warisan hudaya, asuhan, pendidikan, lingkungan, prasangka, dan biasnya..lika tidak terganggu oleh gangguan-gangguan komunikasi, berdasarkan bank ingatannya itu, penerima dapat menafsirkan dan menerjemahkan pesan yang diterimanya.
Dari hasil penafsiran dan penerjemahan pesan itu, pengertian pengiriman dan penerima dapat sama, berbeda sedikit atau banyak. Jika sama, maka penafsiran dan penerjemahan penerima benar dan maksud pengirim tercapai. Jika berbeda sedikit, maka penafsiran dan penerjemahan salah sedikit, dan maksud pengirim tercapai meski tidak sepenuhnya. Jika berbeda, maka penafsiran dan penerjemahan penerima salah dan maksud pengirim tidak tercapai. Jika perbedaan besar, maka kesalahan besar dan maksud pengirim amat jauh dari pencapaiannya.
Penafsiran dan penerjemahan pesan itu, kecuali dipengaruhi oleh bank ingatannya, juga oleh mutu dan tingkat kedekatan hubungan antara pengirim dan penerima dan keadaan si penerima ketika menerima pesan itu. Jika hubungan itu baik dan akrab kemungkinan penafsiran dan penerjemahan itu benar lebih besar daripada jika hubungan buruk dan jauh. Jika pada waktu menerima pesan itu penerima dalam keadaan 100% fit lahir dan batin, maka penafsiran dan penerjemahan pesan mungkin lebih benar daripada ketika fisik tidak fit dan loyo.
Karena merupakan kegiatan dua arah oleh kedua belah pihak pengirim dan penerima, maka keberhasilan komunikasi tidak hanya ditentukan oleh pengirim tetapi juga oleh penerima. Komunikasi merupakan usaha patungan. Untuk berhasilnya dipengaruhi oleh kerja sama antara pengirim dan penerima pesan.

5.    Balikan
Umpan balik dapat dimaknai sebagai jawaban komunikan atas pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan terus-menerus saling bertukar peran. Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal. Dipandang dan efektivitas komunikasi dan akibat komunikasi pada penerima, umpan balik dapat negatif dan positif. Umpan balik negatif adalah umpan batik yang menunjukkan bahwa penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Un-ipan balik negatif dapat benar, tetapi juga dapat salah. Benar jika isi atau cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, serta penafsiran dan penerjemahan penerima pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian pesan dilakukan secara benar, tetapi penafsiran dan penerjemahan penerima pesan salah. Umpan balik negatif dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengirim pesan untuk memperbaiki isi dan cara penyampaian pesan, atau membatalkan pesan sama sekali.
Umpan balik positif, bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim. Umpan balik positif membuat komunikasi bisa berlanjut, urusan ditangani, dan hubungan antara pengirim dan penerima tetap atau bertambah baik. Baru sesudah umpan balik diterima oleh pengirim itulah komunikasi secara penuh terjadi.
Dalam komunikasi penuh, secara bergantian peran penerima pesan berubah menjadi pengirim pesan, dan pengirim pesan berubah menjadi penerima pesan. Akibat pesan yang disampaikan, saluran yang digunakan serta situasi komunikasi ikut berubah-ubah pula. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan mendatangkan dampak bagi pengirim maupun penerima. Dampak itu dapat fisik, seperti kehangatan pada waktu berjabat tangan; emosional, seperti waktu hati menjadi gembira atau susah; kognitif, seperti bertambahnya pengetahuan karena menerima informasi baru; atau gabungan dari dampak-dampak itu.
Seringkali komunikasi tidak berjalan dengan baik , apabila salah satu dari komponen ini mengalami gangguan baik terjadi dalam diri maupun di luar diri dalam komunikasi yang mereka gunakan maka akan terjadi kesalah pahaman dalam organisasi. Untuk itu komunikasi perlu di dukung oleh seluruh komponen dengan baik agar terjadi hubungan yang harmonis di antara orang yang melakukan komunikasi sesamanya.







BENTUK – BENTUK KOMUNIKASI

1.    Komunikasi verbal
Komunikasi lisan biasanya banyak dilakukan orang tanpa perantara benda atau alat lainnya seperti tinta atau kertas. Komunikasi verbal bersifat langsung yang dapat dilakukan oleh beberapa atau lebih dari satu orang. Komunikasi ini dapat di pakai pada keadaan formal ataupun tidak formal. Komunikasi lisan tidak terkait pada ruang dan waktu. Dahulu orang bias berkomunikasi lisan dari yang dekat namun di zaman sekarang orang berkomunikasi pada jarak yang jauh dan ruang yang berbeda namun pada waktu yang sama.[4]Pesan pada komunikasi verbal ini adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atu lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam katagori pesan verbal disengaja, yaitu usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu system kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat symbol , dengan aturan untuk mengkombinasikan symbol-simbol tersebut , yang digunakan untukk memahami suatu komunikasi.

2.   Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara. Pesan nonverbal juga semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samour dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan ( kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi , yang dihasilkan oleh individu , yang mencakup nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima, jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja ataupun yang tidak di sengaja yang merupakan bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan.[5]

JARINGAN – JARINGAN KOMUNIKASI

Komunikasi Vertikal ( jaringan Komunikasi ke Bawah )
Yakni arus komunikasi timbal balik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen memegang peranan cukup vital , yakni komunikasi dari atas ke bawah. Dalam komunikasi secara vertikal ini pimpinan memberikan instruksi , petunjuk , informasi , penjelasan , dan penugasan lain sebagainya kepada ketua uni/kelompok dan bawahan. Kemudian arus komunikasi diterima dalam bentuk dari bawah ke atas , yakni bawahan memberikan laporan , pelaksanaan tugas , sumbangan saran, dan pengaduan kepada pimpinan masing-masing.
Di sini lah peranan komunikasi dalam organisasi dalam menunjang keberhasilan , sebagai landasan kebijaksanaan atau keputusan yang di ambil pimpinan , sehingga untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu di perlukan adanya metode komunikasi.

Komunikasi Horizontal ( jaringan Komunikasi Ke atas )
Komunikasi ini merupakan komunikasi satu level di antara karyawan dengan karyawan dan antra pimpinan dengan pimpinan.[6] Komunikasi ini juga disebut pertukaran pesan pada tingkat otoritas yang sama dalam sebuah organisasi. Komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul di intraksi antara orang-orang dan mengalir keseluruhan anggota tanpa dapat diperkirakan.[7]

JENIS-JENIS KOMUNIKASI
1.    Komunikasi dengan diri sendiri ( Intra Personal Comunication )
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri individu, dengan kata lain merupakan proses komunikasi dengan diri sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena adanya sesorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamatinya atau terbentik dalam pikirannya. Objek yang diamatinya mengalami proses perkembangan dalam pikiran manusia setelah mendapat rangsangan dari pancaindra yang diamatinya. Hasil kerja dari proses pikiran tadi setelah dievaluasi pada gilirannya akan memberi pengaruh kepada pengetahuan , sikap dan perilaku seseorang.
Dalam proses pengambilan keputusan , sering kali seseorang di hadapkan pada pilihan ”ya” atau ”tidak”. Keadaan semacam ini membawa seseorang pada komunikasi dengan diri sendiri , terutama dalam mempertimbangkan untung rugi dalam suatu keputusan.

2.    Komunikasi antar pribadi (Interpersonal)
Komunikasi yang dimaksud ini adalah proses komunikasi yang berlangsung antar dua orang atau lebih secara tatap muka , seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa ”Interpesonal comunication is comunication involoping two or more people in face to face setting.[8] Komunikasi interpersonal berorientasi pada perilaku, sehingga penekanannya pada proses penyampaian informasi dari sat orang ke orang lain. Dalam komunikasi ini dipandang secara dasar mempengaruhi perilaku dan yang memperoses mempersatukan psikologi , seperti persepsi , pemahaman dan motivasi di suatu pihak dengan bahasa ddengan pihak yang lain. Thoha (2001:166) Menegaskan komunikasi antar pribadi biasanya efektif dengan lima hal yaitu , keterbukaan , empaty , dukungan , kepositifan , dan kesamaan.



3.    Komunikasi kelompo kecil
Yaitu proses komunikasi yang berlangsung antara tiga atau lebih secara tatap muka , diantara anggota-angotanya saling berintraksi satu sama lainnya. (Muhammad,2001:182) komunikasi kelompok kecil adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi individu yang lain , berintraksi untuk beberapa tujuan , mengambil peran , terikat satu sama lain dan komunikasi tatap muka.[9]

4.   Komunikasi kelompok besar
Komunikasi ini ditandaii dengan adanya mempermudah pertemuan ramah tamah, personaliti kelompok , kekompakan dan kotmitnen terhadap tugas dan dasar kelompok seadanya saja.sifatnya lebih serius  yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan posisi lainnya yang menjawab.

5.   Komunikasi publik
Komunikasi ini biasanya disebut dengan komunikasi kolektif ,  komunikasi retorika ,ataupun audience  comunication. Komunikasi ini menunjukan dimana pesan-pesan di sampaikan oleh pembicaraan dalam situasi tatap muka di depan khayalak yang lebih besar. Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interprsonal karena berlangsung secara tatap muka , tetapi terdapat perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing.
Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontinue. Dapat diidentifikan siapa yang berbicara ( sumber ) dan siapa yang mndengar ( audience ).ciri lain yang dimiliki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan tida terjadi secara spontan, tetapi secara terencana dan telah dipersiapkan lebih awal. Ada kalangan tertentu menilai komunikasi publik ke dalam komunikasi massa bila dilihat dari pesannya yang terbuka.komunikasi ini bisa terjadi di dalam kelas antara guru (sumber) dan murid (audience).[10]

IKLIM KOMUNIKASI
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tsb thd komunikasi. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi.
Unsur-unsur dasar yang membentuk suatu organisasi:
1.               Anggota organisasi. Di pusat organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia yang bukan aspek intelektual.
2.              Pekerjaan dalam organisasi. Pekerjaan yang dilakukan anggota org. Terdiri dari tugas-tugas formal dan informal.Tugas ini menghasilkan produk dan memberikan pelayanan organisasi
Iklim kom. Org merupakan fungsi kegiatan :

• menunjukkan kepada anggota organisasi bhw org. tsb mempercayai mereka dan memberi kebebasan dlm mengambil resiko
• mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dlm mengerjakan tugas-tugas mereka
• menyediakan informasi yang terbuka dan cukup ttg organisasi
• mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh info yang dapat dipercayai dan terus terang dari anggota org.

Iklim komunikasi ttt memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota org. Untuk melaksanakan pekerjaan mereka scr efektif, mengikatkan diri mereka dengan organisasi.

Iklim komunikasi dpt menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi

Iklim organisasi : gabungan dari persepsi-persepsi mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik antar persona dan kesempatan bagi pertumbuhan organisasi tersebut.[11]

BUDAYA KOMUNIKASI
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Jadi, budaya adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal1a.
Dalam bahasa Inggris, budaya disebut dengan culture. Culture berasal dari bahasa latin colere yang berarti mengolah dan mengerjakan. Definisi ini akhirnya berkembang menjadi segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam1b.
Guru besar antropologi mendefinisikan budaya adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu. Ini berarti menyangkut mentalitas atau sistem nilai dalam masyarakat-masyarakat.[12]
Berdasarkan definisi budaya Edward T.Hall (1959) yang menyebutkan bahwa budaya adalah alat kehidupan bagi manusia. Budaya juga dikatakannya sebagai kepribadian, cara seseorang memecahkan masalah, mengekspresikan diri, cara berfikir, bahkan termasuk juga sistem transportasi, perencanaan kota. Komunikasi dilakukan untuk menyampaikan maksud hati atau keinginan kepada orang lain.
Secara umum bila orang berintraksi selama beberapa waktu , mereka membentuk suatu budaya komunikasi mengembangkan harapan-harapan yang tertulis maupun tidak tertulis tentang perilaku norma-norma yang mempengaruhi para anggota itu. Setiap organisasi memiliki satu budaya atau  lbih yang memuat perilaku-perilaku yang diharapkan tertulis atau tidak tertulis. Dengan demikian budaya komunikasi meliputi interaksi selama beberpa waktu,harapan-harapan perilaku, membentuk dan dibentuk , sifat-sifat khas yang dapat memisahkan sebuah budaya dengan budaya lainnyan, dan seperangkat makna atau logika yanh memungkinkan aksi kelompok.[13]

FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI ORGANISASI
Sendjaja (1994) menyatarapakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
  • Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
  • Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
  • Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
  • Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.[14]











BAB III
KESIMPULAN
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Seringkali komunikasi tidak berjalan dengan baik , apabila salah satu dari komponen ini mengalami gangguan baik terjadi dalam diri maupun di luar diri dalam komunikasi yang mereka gunakan maka akan terjadi kesalah pahaman dalam organisasi. Untuk itu komunikasi perlu di dukung oleh seluruh komponen dengan baik agar terjadi hubungan yang harmonis di antara orang yang melakukan komunikasi sesamanya.












DAFTAR PUSTAKA

Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar,Bandung:Rosda,2005
Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies                                                                                        
Hafied Changara,Pengantar Ilmu Komunikasi,Jakarta:Grafindo Persada,2009

J.Winardi,Manajemen Prilaku Organisasi,Bandung:Kencana,2004

Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi,Bandung:Cita Pustaka,2011

Redi Panuju,Komunikasi Organisasi,Jakarta:Pustaka Belajar,2005

Rosady Ruslan,Manajemen Komunikasi,Jakarta:Rajawali pers,1997

Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung:Remaja
Rosdakarya,1992





[1] Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies                 ((http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-organisasi.html )
[2] Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi,(Bandung:Cita Pustaka,2011),h. 88
[3] Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosdakarya,1992)
[4] Nasrul Syakur Chaniago,Op.cit,,h. 92
[5] Deddy Mulyana,Ilmu Komunikasi Suatu Penghantar,(Bandung:Rosda,2005),h. 239-308
[6] Rosady Ruslan,Manajemen Komunikasi,(Jakarta:Rajawali pers,1997),h. 86-87
[7] Ibid Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi h.96
[8] Hafied Changara,Pengantar Ilmu Komunikasi,(Jakarta:Grafindo Persada,2009),h. 30-32
[9] Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisas,lokcit,,h. 92
[10] Hafied Changara,Op.cit,h.34-35
[11] Redi Panuju,Komunikasi Organisasi,(Jakarta:Pustaka Belajar,2005)h,57
[12] J.Winardi,Manajemen Prilaku Organisasi,(Bandung:Kencana,2004), h. 47
[13] Nasrul Syakur Chaniago,Manajemen Organisasi,Lokcit,h. 101-102
[14] Em Griffin, 2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies

Tidak ada komentar:

Posting Komentar