BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
merupakan suatu kebutuhan bagi setiap peradaban yang ingin maju dan berkembang
dari keterbelakangan. Pendidikan merupakan usaha membimbing seseorang menjadi
manusai yang lebih baik yakni dengan jalan mengembangkan potensi yang dimiliki manusia
yang ada dalam dirinya. Dalam menghadapi
era globalisasi dan tehknologi ini seharusnya mahasiswa menjadi manusia yang
cerdas dan terampil.
Di
Indonesia setiap anak yang sudah memasuki usia sekolah yakni antara 7-15 tahun
ditekankan wajib mendapatkan pendidikan mulai dari SD sampai SMP yang merupakan
syarat terendah untuk dapat memasuki lapangan kerja formal. Namun seseorang
yang sudah menamatkan pendidikan di SMA/ sederajat haruslah melanjutkan
pendidikan ke Perguruan Tinggi. Hal ini tentu dimaksudkan agar setiap orang
dapat memperoleh pendidikan dan keterampilan yang cukup dalam menghadapi masa
kehidupannya dan memiliki daya saing yang memadai.
Untuk
memberikan pendidikan kepada anak-anak Indonesia maka pemerinyah juga membuat
program wajib belajar 9 tahun, pencairan dana BOS dan pemerintah juga telah
membuka SMP yang diperuntukkan bagi anak-anak yang putus sekolah, namun belum
dapat menampung semua untuk anak-anak yang tidak memiliki ketidak mampuan dana
dari orang tua. Tidak terkecuali bagi
mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikannya tentu juga akan mendapatkan
beasiswa bagi pemerintah. Namun tentu tidak semua mahasiswa mendapatkan
beasiswa yang diinginkan. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa zaman sekarang adalah
zaman yang harus menuntut manusia untuk memiliki pendidikan yang baik dan
dihalangi dengan adanya biaya untuk pendidikan itu sendiri. Sehingga menuntut mahasiswa untuk kreatif
dalam mencari uang untuk biaya pendidikannya. Mereka menambah biaya perkuliahan
mereka dengan cara bekerja di luar jam pelajaran, seperti mengajar di sekolah –
sekolah lain, mengajar private, bekerja sebagai pelayan, penjaga toko dan
lain-lain. Sementara beban Sistem Kredit Semester (SKS) selalu menuntut untuk
segara diselesaikan. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa mereka bekerja hanya sekedar mengisi waktu luang,
menyalurrkan bakat, atau alasan-alasan lainnya. Kasus – kasus seperti ini
sering penulis jumpai di lingkungan kampus IAIN-SU.
Untuk
itulah penulis merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam suatu
penelitian “ Tingkat Prestasi Belajar Mahasiswa yang Bekerja di Luar jam Perkuliahan”
Ruang Lingkup
Permasalahan
Untuk
memperjelas masalah ini, maka ruang lingkup ini akan difokuskan oleh penulis
pada Mahasiswa/I IAIN – SU yang berada dalam
lingkungan kampus dan aktif dalam menjalankan perkuliahan. Sehingga rumusan
masalah yang diambil dari latar belakang masalah yang akan dibahas adalah :
1.
Apa yang melatar belakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja ?
2.
Bagaimana prestasi mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan?
3.
Jenis pekerjaan apa yang dilakukan
mahasiswa di luar jam kuliah ?
4.
Apa yang dilakukan mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan untuk menyelesaikan SKS ??
5.
Apa kendala yang sering dihadapi mahasiswa dalam memenuhi tuntutan SKS ?
6.
Usaha apa saja yang dilakukan
mahasiswa untuk menghadapi kendala-kendala nya ?
Fokus Masalah
dan Batasan Istilah
Untuk
menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman dalam pembahasan ini, maka demikian
fokus masalahnya :
1.
Latar belakang mahasiswa kuliah sambil bekerja.
2.
Prestasi mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan
3.
Jenis pekerjaan yang dilakukan
mahasiswa di luar jam kuliah.
4.
Hal yang dilakukan mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan untuk mengejar SKS.
5.
Kendala yang sering dihadapi mahasiswa dalam memenuhi tuntutan SKS.
6.
Usaha yang dilakukan mahasiswa untuk
menghadapi kendala-kendala yang dihadapinya.
Yang perlu
dijelaskan dalam penelitian ini yaitu :
Tingkat : adalah susunan
yang berlapis-lapis yang menyatakan perbandingan maksud dari penulis yaitu tinggi
rendahnya IP mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan.
Pretasi Belajar : adalah segala
aktivitas untuk mencapai tujuan pendidikan, yang saya maksudkan adalah aktivitas
untuk menyelesaikan program SKS perkuliahan.
Mahasiswa : adalah orang yang belajar dan menuntut ilmu di dalam suatu
Instansi Pendidikan
Bekerja : melakukan suatu
pekerjaan atau perbuatan yang memakan banyak waktu dan tenaga.
Luar : daerah, tempat,
waktu, dan lain sebagainya yang tidak berada dalam satu ketentuan, maksud penulis yaitu waktu
senggang yang tidak digunakan untuk proses belajar mengajar di dalam kelas.
Jam : waktu,
masa,
Perkuliahan : sekolah
tinggi, yang dimaksudkan penulis yaitu proses belajar mengajar di dalam kelas
dimana pengetahuan diberikan dosen atau teman sebaya.
Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan
tingkat prestasi mahasiswa yang bekerja di luar perkuliahan . Namun secara
terperinci tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh jawaban di bawah ini :
1.
Apa yang melatar belakangi mahasiswa kuliah sambil bekerja ?
2.
Bagaimana prestasi mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan ?
3.
Jenis pekerjaan apa yang dilakukan
mahasiswa di luar jam kuliah ?
4.
Apa yang dilakukan mahasiswa yang bekerja di luar jam perkuliahan untuk menuntaskan SKS ??
5.
Apa kendala yang sering dihadapi mahasiswa dalam memenuhi tuntutan SKS ?
6.
Usaha apa saja yang dilakukan
mahasiswa untuk menghadapi kendala-kendala dalam perkuliahan ?
Kegunaan
Penelitian
Setelah
penelitian ini dibahas, maka kegunaan dari penelitian ini adalah untuk :
Untuk
Penulis :
1.
Menyelesaikan tugas metode
penelitian yang diamanahkan untuk dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
2.
Memberikan wawasan yang luas
terhadap penulis mengenai aktivitas-aktivitas mahasiswa lainnya yang berguna di
luar jam perkuliahan.
Untuk Mahasiswa
:
1.
Dapat mengembangkan pola pikir
mahasiswa untuk terus berkarya di luar jam perkuliahan.
2.
Menyajikan karya ilmiah kepada mahasiswa sebagai bahan bacaan
ilmiah.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
Deskripsi Teori
a.
Mahasiswa Dan Aktivitas Belajar.
Belajar di Perguruan
Tinggi tentu berbeda dengan jenjang pendidikan lainnya seperti SD, SMP, SMA.
Mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri yang dapat kita lihat dalam
aktivitas mahasiswa seperti pembuatan makalah pada setiap mata kuliah. Baik
secara kelompok maupun secara pribadi. Makalah akan disajikan dan
dipersentasikan kepada teman sebaya untuk di diskusikan, sementara dosen hanya
sebagai pengamat dan pelurus jika diskusi menghadapi perbedaan pendapat.
Bahkan dalam kegiatan perkuliahan dosen hanya menjelaskan secara garis
besarnya saja terhadap materi yang diajarkan, sedangkan untuk mendalamkan
materi mahasiswa dituntut untuk mencari materi dari bebrbagai literatur, baik
itu di jam perkuliahan maupun dalam jam perkuliahan.
Keadaan aktivitas belajar semakin memperjelas bahwa mahasiswa alah masyarakat ilmiah. Dalam
setiap aktivitas maupun cara berfikir dan mengeluarkan pendapat biasanya
berdasarkan ilmu- ilmu yang mereka gali. Mahasiswa juga dituntut untuk tidak
menerima informasi secara bulat-bulat begitu saja, akan tetapi mahasiswa harus
mempunyai sikap skeptis (ragu-ragu) selanjutnya dengan cara berfikir lebih
mendalam atau membuktikan berdasarkan pengamatan dan literatur yang dibaca lalu
ia akan menyimpulkan informasi yang diterimanya itu.
Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mampu belajar dan berprestasi
dikampus, akan tetapi harus berprestasi diluar kampus. Mahasiswa harus dapat
berbaur dan mengaplikasikan ilmunya di tengah
tengah masyarakat. Dimana mahasiswa adalah angen of change yang
diharapkan dapat membawa perubahan Bangsa. Hal ini sesuai dengan tugas pokok
mahasiswa dalam pembangunan adalah :
1.
Melaksanakan pendidikan dan pengajaran
2.
Melakukan penelitian
3.
Pengabdian terhadap masyarakat[1]
Ketiga tugas ini dapat kita kenal denga Tri Dharma Perguruna Tinggi. Untuk dapat
menyelesaikan program pendidikannya maka mahasiswa harus mengikuti tahap Tri
Dharma sebagai proses pendidikan.
1.
Pelaksanaan Pendidikan dan pengajaran
Hal ini diwujudkan dalam tatap muka di kelas yang terjadi pada saat jam
mata kuliah, kegiatan akademik, atau mengerjakan segala tugas- tugas
perkuliahan baik di kampus ataupun dirumah.
2.
Kegiatan Penelitian
Keguatan ini lebih bersifat ilmiah dan melakukan penemuan baru ataupun
menganalisis perubahan-perubahan ilmu. Kegiatan ini biasanya terwujud dalam
penbuatan skripsi, tesis, atau disertasi.
3.
Pengabdian Pada Masyarakat
Hal ini sangat perlu dilakukan mahasiswa sebagai mengamalkan ilmu yang
telah didapatnya. Dan biasanya terwujud dalam PPL ataupun Kuliah Kerja Nyata
(KKN).
b.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Prestasi Belajar Mahasiswa
Faktor Internal:
1.
Kesehatan Badan
mahasiswa yang
memiliki badan yang sehat tentu akan mempengaruhi kreatifitas belajarnya.
Sebaliknya maha siswa yang sakit akan mengakibatkan kelemahan fisik daya
kreatifitas belajar. Sehingga rangsangan yang diterima melalaui indranya tidak
akan diteruskan ke otak terlebih-lebih jika mengalami sakit yang dapat
menggangu proses belajar-mengajar dalam janga waktu yang lam. Tentu saja
mahasiswa tersebut akan ketinggalan pelajarannya, dan mempengaruhi prestasi
belajar negative.
2.
Kekurangan Gizi
Bagi mahasiswa
meskipun ia aktif dalam mengikuti perkuliahan, sering kali dari hasil
belajarnya tidak membawa hasil yang memuaskan. Mahasiswa yang kurang
mengkonsumsi makanan yang sehat tentu akan mempengaruhi proses belajarnya. Hal
ini mengakibatkan penerimaan rang sangan pelajaran kurang, saraf otak tidak
dapat bekerja secara optimal.
3.
Postur Tubuh.
Meskipun
mahasiswa memiliki kesehatan badan yang prima, namun karena memiliki kecacatan
tubuh dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Hal ini mungkin dikarenakan
adanya rasa minder dan tidak percaya diri. Sebagaimana yang dikatakan oleh M.
Arifin M.Ed., :
Panca indera
manusia merupakan alat perlengakapan yang dapat membuka kenyataan alam seabga
sumber pengetahuannya yang memungkinkan dirinya untuk menemukan hakikat
kebenarannya yang diajarkan oleh agamanya, atau boleh Tuhannya. Panca indera
manusia adalah merupakan pintu gerbang dari pengetahuan yang makin berkembang.
Begitu besar
panca indra dalam membuka khazanah pengetahuan.
Sebagaimana
yang tertera dalam Al-Quran Syrat Al-Isra : 36
Artinya : “ dan
janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan diminta pertanggung
jawabnnya.”
Dari uraian di
atas jelaslah bahwa keadaan atau kondisi fisik sangat mempengaruhi prestasi
belajar setiap orang seperti mahasiswa.
4.
Intelegensi
Intelegensi
adalah suatu daya jiwa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cepat didalam
situasi yang baru.[2]
Mahasiswa yang
memiliki tingkat intelegensi yang baik umumnya mudah belajar dan hasilnyapun
cenderung baik. Begitu juga sebaliknya. sering terlihat anak yang intelegensi
yang tinggi memiliki cara belajar yang cukup unik. Kadang mahasiswa yang sering
mencatat apa yang telah dipaparkan oleh dosen dan temannya terkadang memiliki
intelegensi yang biasa. Namun ada juga mahasiswa yang sangat jarang menulis
tetapi memiliki tingkat hasil nbelajar yang memuaskan. Dosen cenderung menilai
prestasi belajar mahasiswa melalaui kemampuan mahasiswa menangani dan
menguraikan materi yang sedang diajarkan di kelas.
5.
Bakat
bakat ialah
suatu kemampuan pembawaan yang potensial mengacu kepada perkembangan kemampuan
akademik (ilmiah) dan keahlian (professional) dalam berbagai bidang kehidupan.[3]
Bakat adalah
hal yang potensia yang dibawa oleh manusai sejak lahir. Bakat juga mempengaruhi
prestasi belajar siswa.
6.
Minat
minat adalah motif yang menunjukkan arah perhatian seseorang
terhadap obyek yang menyenangkan dan sebagai bentuk khusus interaksi konkret
antara seseorang dengan obyek. Aktivitas merupakan pilihan yang teguh, mantap
terhadap obyek, walaupun terdapat berbagai alternatif obyek yang dapat dipilih.
Interaksi ini dinyatakan dalam bentuk kognitif, emosional, dan nilai-nilai yang
bersifat subyektif. Minat adalah salah satu aspek tingkah laku afektif yang
memiliki ciri-ciri seperti bersosialisasi dengan aktivitas, bersifat tetap dan
terus menerus, mempunyai intensitas dan kecenderungannya untuk menerima atau
menolak untuk melakukan suatu aktivitas.
Menurut Reily dan Lewis minat adalah kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Sedangkan
Woolfolk menjelaskan bahwa apabila seseorang menaruh perhatian pada suatu obyek
yang disenanginya, maka orang tersebut cenderung berhubungan lebih aktif dengan
obyek tersebut. Semakin dekat atau kuat hubungan tersebut, maka semakin
besarlah minatnya. Baller dan Charles mengatakan bahwa minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa lebih menyukai
sesuatu hal dari pada hal yang lainnya, dapat juga dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam bentuk suatu kegiatan. [4]
minat seseorang tergantung pada perhatian, rasa ingin tahu,
kebutuhan dan seleksi untuk memilih kegiatan yang disenanginya. Padahal minat
merupakan elemen dalam keberhasilan seseorang. Jika seseorang berminat terhadap
suatu mata pelajaran, sehingga seluruh perhatian, rasa ingin tahu dan kebutuhan
pada suatu mata pelajaran akan semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula
keberhasilannya dalam belajar. Minat siswa dalam belajar memiliki hubungan
positif dengan hasil belajar suatu mata pelajaran.
Semakin tinggi minat siswa dalam belajar maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Sebaliknya semakin rendah minat siswa dalam belajar, maka semakin rendah pula hasil belajarnya. Kemudian minat siswa dalam belajar dapat direalisasikan dalam suatu tindakan dengan meningkatkan berbagai dimensi minatnya dalam kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, hasil belajar akan menurun apabila siswa tidak dapat meningkatkan berbagai dimensi minat dalam kegiatan belajarnya.
Semakin tinggi minat siswa dalam belajar maka semakin tinggi pula hasil belajarnya. Sebaliknya semakin rendah minat siswa dalam belajar, maka semakin rendah pula hasil belajarnya. Kemudian minat siswa dalam belajar dapat direalisasikan dalam suatu tindakan dengan meningkatkan berbagai dimensi minatnya dalam kegiatan belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, hasil belajar akan menurun apabila siswa tidak dapat meningkatkan berbagai dimensi minat dalam kegiatan belajarnya.
Faktor Eksternal
1.
Keluarga ( orang tua)
Orang tua merupakan pendidik pertama dan tidak dapat dipungkiri bahwa
keluarga tempat peletak dasar watak seseorang seperti sabda Nabi :
Artinya : “ Dari Abu Hurairah ra, berkata :” bersabda Rasulllulah SAW
tiap=tiap anak dilahirkan dengan keadaan putih bersih, maka dua ibu bapaknya
yang menjadikan me-Nasranikan atau me-Majusikan.
Bahkan hingga dewasa faktor orang tua masih mempengaruhi keberhasilan
belajar mahasiswa. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya
penghasilan, cukup atau kurangnya perhatian atau bimbingan orang tua, rukun
atau tidaknya orang tua, cara mendidik anak terhadap orang tua, semua itu
mempengaruhi carabelajar mahasiswa.
2.
Kampus
beberapa arti dari pengertian kampus itu
sendiri baik itu dari segi perbedaannya maupun pengertiannya. kampus merupakan
sebuah lembaga yang didalamnya terdapat gedung-gedung dan orang-orang yang
memiliki pola pikir seorang yang berpendidikan. dengan bermacam-macam pola
pikir yang disatukan dengan di sebut baik itu mahasiswa maupun juga dosen, dll.
Pendidikan
di Universitas dan Fakultas sangat berbeda dengan SMA. Di Universitas sistem
pelajaran dikenal dengan SKS (sebagian besar). Apa itu SKS? Sks adalah
kepanjangan dari Sistem Kredit Semester, sederhananya apabila dalam satu mata
kuliah bernilai 2 sks berarti pelajaran tersebut bernilai 2 jam pertemuan kuliah
dan 2 jam belajar mandiri bagi mahasiswa tersebut. Pembayaran di universitas
juga dilakukan berdasarkan jumlah sks yang kita ambil.
Penentuan
nilai yang ada di universitas adalah sistem A,B,C,D,E. Setiap nilai tergantung
dari kebijakan masing-masing Universitas/Fakultas. Nah kalo hasil studinya
dinilai berdasarkan IP (indeks prestasi) makin besar IP yang kita miliki maka
hasil nilai kita semakin baik, biasanya maksimal IP adalah 4,0.
Untuk sistem belajarnya. Kalo di Universitas kalian dituntut untuk mau dan bisa belajar sendiri dan tidak selalu tergantung pada Guru (dosen). Dosen biasanya memberikan materi lengkap maupun sebagian yang sisanya kita perdalam sendiri melalui membaca buku maupun mencari sendiri di Internet.
Untuk sistem belajarnya. Kalo di Universitas kalian dituntut untuk mau dan bisa belajar sendiri dan tidak selalu tergantung pada Guru (dosen). Dosen biasanya memberikan materi lengkap maupun sebagian yang sisanya kita perdalam sendiri melalui membaca buku maupun mencari sendiri di Internet.
a.
Dosen
Dosen memiliki
peran dalam terlaksananya system PBL (Problem Solving Learning). Peran dosen
dalam PBL tidak lagi hanya sebagaiseorang pengajar namun juga berperan sebagai fasilitator
atau tutor dalam diskusi tutorial. Tutor berfungsi sebagai fasilitator dalam
pembelajaran PBL. Terdapat beberapa fungsi utama dosen yaitu menjaga agar
proses belajar tetap berjalan, memancing mahasiswa belajar secara mendalam,
memastikan semua mahasiswa terlibat dalam proses belajar, memantau kemajuan belajar
dari tiap-tiap anggota kelompok, dan memberi tahu hal yang mampu mendorong
mahasiswa dalam menggali ilmu. dosen
memilki ego-akademis yang tinggi. Aktualisasi seorang dosen jadi dirinya
sendiri dengan kepakarannya menjadi tinggi. dosen bisa meningkatkan kualitas
pembelajaran mahasiswa sehingga mampu mencapai sasaran mutu program studi dan
perguruan tingginya
Dosen berperan sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan
mahasiswa berperan sebagai pelaku pembelajar aktif dan mandiri. Kedudukan
dosen bukan satu-satunya sumber materi pembelajaran namun sebagai salah satu
sumber materi pembelajaran, dan kedudukan mahasiswa sebagai
pengguna materi pembelajaran.
Jika setiap dosen pengajar menyusun sasaran mutu pembelajaran
yang dilakukan di setiap semester maka secara keseluruhan proses di suatu
program studi dapat diketahui. Berdasar sasaran mutu pembelajaran ini maka
program studi mampu menilai tingkat keberhasilan proses pembelajaran semua mata
kuliah yang diselenggarakan. Bila semua dosen telah me-lakukan demikian,
sasaran mutu pembelajaran ini dapat ditingkatkan lagi menjadi sasaran mutu
pembelajaran untuk program studi. Selanjutnya, ke tingkat fakultas dan pada
akhirnya ke tingkat universitas. Di sinilah letak peran dosen dalam
meningkatkan capaian sasaran mutu universitas atau perguruan tinggi. Dengan
kata lain, peran dosen dalam meningkatkan capaian sasaran mutu universitas
diawali dengan menyusun sasaran mutu pembelajaran mata kuliah yang diampunya.
Sasaran mutu pembelajaran ini perlu dituangkan dalam pedo-man perkuliahan
untuk mahasiswa, hal ini dimaksudkan agar mahasiswa pun mengetahui dan mampu
melakukan kontrol terhadap dosen dalam mengajar.
b.
Mata
Kuliah
c.
Sistem Kredit Semester
Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan
pendidikan dengan beban studi mahasiswa, beban kerja tenaga pengajar, dan beban
penyelenggaraan program lembaga pendidikan dinyatakan dalam kredit .
Semester adalah satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya
suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan. Satu semester setara
dengan 16-19 minggu kerja.
Satuan kredit semester adalah satuan
yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi mahasiswa, besarnya
pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa, besarnya pengakuan atas
keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu program tertentu, serta besarnya usaha
untuk menyelenggarakan pendidikan bagi perguruan tinggi dan khususnya bagi
tenaga pengaja
Dalam sistem kredit, tiap-tiap mata kuliah diberi harga
yang dinamakan nilai kredit. Banyaknya nilai kredit untuk mata kuliah yang
berlainan tidak perlu sama. Banyaknya nilai kredit untuk masing-masing mata
kuliah ditentukan atas besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas yang dinyakan
dalam program perkuliahan, praktikum, kerja lapangan, maupun tugas lain.
1.
Untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa yang cakap dan giat
belajar agar dapat menyelesaikan studi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
2.
Untuk memberi kesempatan kepada para mahasiswa agar dapat
mengambil mata kuliah yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya.
3.
Untuk memberikan kemungkinan agar sistem pendidikan dengan
"input"dan "output" jamak dapat dilaksanakan.
4.
Untuk mempermudah penyesuaian kurikulum dari waktu ke waktu dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini.
5.
Untuk memberi kemungkinan agar sistem evaluasi kemajuan belajar
mahasiswa dapat diselenggarakan dengan sebaik-baiknya.
6.
Untuk memungkinkan pengalihan (transfer) kredit antara jurusan,
antara bagian, atau antara fakultas dalam suatu perguruan tinggi.
7.
Untuk memungkinkan perpindahan mahasiswa dari perguruan tinggi
yang satu ke perguruan tinggi yang lain, atau dari satu bagian ke bagian yang
lain dalam suatu perguruan tinggi tertentu.
Nilai
dinyatakan dalam huruf dengan
A = 4 = sangat baik
B = 3 = baik
C = 2 = cukup
D = 1 = kurang
E = 0 = jelek
B = 3 = baik
C = 2 = cukup
D = 1 = kurang
E = 0 = jelek
3.
Masyarakat
Masyarakat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa. Bila sekitar tempat kita
tinggal terdiri dari oran yang berpendidikan maka akan mendorong mahasiswa untuk lebih giat belajar. Seperti halnya masyarakat
teman juga memiliki pengaruh yang sama terhadap keberhasilan mahasiswa menemouh
pendidikannya.
Dalam Al-Quran banyak dijumpai ayat-ayat yang menceritaka n tentang
keterpautan masyarakat terhadap pendidikan antara lain : (Ali Imran : 104)
Artinya : Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar [217];
merekalah orang-orang yang beruntung.
4.
Prinsip Belajar Diperguruan Tinggi
Pada
pembelajaran dalam perguruan tinggi pada biasanya setiap dosen memulai kuliah
selalu menyerahkan garis besar perkuliahannya kepada mahasiswa. Dalam garis
besar ini sudah tercantum semua kegiatan yang akan dilaksanakan dalam kuliah
itu selama satu semester. Dosen-dosen mengajar dengan banyak buku teks, tetapi
tentu tidak semua isi buku di bahas oleh dosen-dosen tersebut. Diantaranya
mahasiswa menggali sendiri ilmu yang ada pada buku. Mereka memakai bernagai
metode cara belajar dengan bervariasi antara satu dosen dengan dosen yang
lainnya. Tampak disini bahwa otoritas dosen sangat menonjol. Masing-masing
dosen bebas mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan perkuliahan,
termasuk garis besar perkuliahan juga tidak sama antara dosen dengan dosen yang
lainnya. Menurut pengamatan memang tidak ada dosen yang member bantuan khusus
terhadap kesulitan belajar pada mahasiswanya, begitu pula tidak pernah
ditemukan dosen melakukan perbaikan
perilaku dan hubungan para mahasiswa, sebab perilaku mahasiswa dianggap
kelihatan wajar.[5]
Kerangka
Berfikir
Definisi mahasiswa
diambil dari suku kata pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling
tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu mahasiswa sudah
terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan pembelajarannya hingga menjadi
manusia terpelajar yang paripurna. Mahasiswa juga seorang manusia yang sedang
menempuh pendidikan baik pada jenjang Strata 1, Strata 2, ataupun Strata 3. Pendidikan adalah
yang utama dan terutama di dalam kehidupan era masa sekarang ini. Sejauh kita
memandang maka harus sejauh itulah kita harus memperlengkapi diri kita dengan
berbagai pendididikan.
Sangat jelas bahwa mahasiswa sangat dituntut tingkat intelektualnya
secara akademik. Adapun tujuan yang sangat fundamental terhadap hal ini yaitu Mahasiswa menempati
kedudukan yang khas (Special position) dimasyarakat, baik dalam artian
masyarakat kampus maupun diluar kampus. Kekhasan ini tampak pada serentetan
atribut yang disandang mahasiswa, misal : intelektual muda, kelompok penekan
(Pressure group), agen pembaharu (Agent of change), dan kelompok anti status
quo.
Dari paparan ini tentu sudah sangat jelas bahwa mahasiswa dituntu
untuk harus bertanggung jawab terhadap akademik, bangsa dan Negara. Sehingga
mahasiswa diharapkan dapat membawa peradaban yang lebih baik. Dari pemikiran
ini tentu mahasiswa diharapkan dapat menjadi mahasiswa yang ideal bagi dirinya, keluarganya, agamanya, bangsanya,
dan negaranya.
Namun jika mahasiswa dihadapkan kepada tanggung jawab pekerjaan di
luar jam perkuliahannya. Tentu hal ini sangat perlu dibahas dimana mahasiswa
dituntut harus lebih bekerja keras untuk berkarya di luar lingkungan kampus.
Sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dari perkuliahan kepada lingkungan masyarakat. Dengan ini maka
mahasiswa harus bisabersikap lebih tanggung jawab terhadap pekerjaan dan
akademik. Dimana bekerja adalah suatu kegiatan yang melelahkan dan menguras
waktu, pikiran dan tenaga.
Dari pemikiran ini terutama menyangkut tujuan dari seorang
mahasiswa untuk menjadi mahasiswa yang ideal, maka mahasiswa yang bekerja di
luar jam perkuliahan akan lebih meningkatkan kemampuan akademik mahasiswa. Hal
ini didasari kepada mahasiswa lebih bersikap bertanggung jawab terhadap akademik
dan pekerjaannya.
Secara jelasnya, ketika seorang mahasiswa dihadapkan kepada tanggung
jawab yang lebih besar, maka mahasiswa itu dapat mandiri dalam mengurusi
hidupnya. Dan hal ini tentu berimplikasi kepada nilai akademiknya, karena nilai
akademik merupakan tanggung jawab yang harus dipikul. Disini letak tujuan dari
mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya ke dalam masyrakat dalam bentuk pekerjaan. Sehingga mahasiswa
berbaur dengan kehidupan masyarakat dan lebih mengetahui akan produk akademik
yang diinginkan oleh masyarakat.
Hipotesis
Berdasarkan pendeskripsian sebelumnya, maka penulis telah mendapat
gambaran umum dan masih sangat sederhana tentang Tingkat Prestasi Mahasiswa
yang Bekerja di Luar Jam Perkuliahan. Hasil sementara menunjukkan bahwa ternyata
Prestasi Pada Mahasiswa yang Bekerja di Luar Jam Perkuliahan adalah baik.
BAB III
PROSES
PENELITIAN
a.
Metode Penelitian
Penelitian ini
mengenai Prestasi Belajar Mahasiswa yang Bekerja di
Luar jam Perkuliahan bersifat deskriptif analisis, yaitu dengan menggambarkan keadaan
objek penelitian pada saat penelitian dilakukan berdasarkan kepada fakta yang
tampak atau bagaimna adanya.[6]
Untuk menyajikan karya ilmiah yang lebih baik maka analisis dan disajikan
secara sistematis sehingga dapat lebih mudah untuk dipahami dan disimpulkan.
Di samping
penelitian ini bersifat analisis deskriptif analisis, maka pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini di dominasi oleh pendekatan kualitatif, yaitu
suatu pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan intensif baik
perilaku ataupun pendekatan secara emosional, dan bukan melakukan pendekatan
yang menggunakan rumus-rumus statistik. Seluruh
rangkaian dan cara kerja ataupun proses penelitian kualitatif ini berlangsung
secara simultan (serentak) dilakukan dengan bentuk pengumpulan, pengolahan, dan
menginterprestasikan sejumlah data dan fakta yang ada dan selanjutnya
disimpulkan dengan metode induktif.[7]
b.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di lingkungan kampus Institut
Agama Islam Negeri Sumatera Utara yang secara administratif dibagi dalam empat
fakultas yaitu fakultas Tarbiyah, Syariah, Dakwah, dan Usuluddin.
Fakultas Dakwah
terdiri atas berbagai jurusan yaitu :
1.
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
2.
Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI)
3.
Penembangan Masyarakat Islam (PMI)
4.
Manajemen Dakwah (MD)
Fakultas
Syariah terdiri atas berbagai jurusan yaitu :
1.
Al-Ahwal Al-Syakhsiyah
2.
Perbandingan Hukum dan Mazhab (PHM)
3.
Jinayah Siyasah (JSH)
4.
Muamalah ( Hukum Bisnis Syariah)
5.
Ekonomi Islam (EKI)
6.
Manajemen Perbankan dan Keuangan
Syariah (MPKS)
Fakultas
Tarbiyah terdiri atas berbagai jurusan yaitu :
1.
Pendidikan Agama Islam (PAI)
2.
Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
3.
Bimbingan Konseling Islam(BKI)
4.
Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
5.
Pendidikan Bahasa Inggris (PBI)
6.
Pendidikan Matematika (PMM)
7.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI)
8.
Fakultas Syariah terdiri atas
berbagai jurusan yaitu :
Fakultas
Usuluddin terdiri atas berbagai jurusan yaitu :
1.
Studi Aqidah Filsafat
2.
Studi Perbandingan Agama
3.
Studi Tafsir Hadis
4.
Studi Pemikiran Politik Islam
Secara keseluruhan mempunyai 22 jurusan pendidikan. Uang kuliah yang
ditawarkan oleh fakultas juga bermacam-macam. Misalnya uang kuliah pada
fakultas Tarbiyah untuk semester 1 atau pada awal masuk sebesar Rp. 1.275.000,-
sedangkan untuk semester dua sampai semester enam sebesar Rp. 996.000,- untuk
semester tujuh dan delapan sebesar Rp. 600.000,- dan untuk mahasiswa non aktif
diberatkan uang kuliah sebesar Rp. 200.000,- ini berlaku untuk semua jurusan.
Sedangkan untuk fakultas syariah pada semester satu atau awal masuk untuk
jurusan.
c.
Populasi dan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN- SU di kota Medan yang
terdiri dari empat fakultas , dan setiap fakultas terdiri dari beberapa jurusan
pendidikan. Peneliti mengambil satu responden untuk setiap
fakultas, maka jumlah responden dari seluruh responden adalah 4 (empat) orang.
Metode yang digunakann dalam pengambilan sampel adalah dengan metode purposive
sampling.[8]
d.
Sumber Data
Sumber data primer dalam poenelitian ini adalah seluruh sampel yang diambil
dari populasi 4 orang berdasarkan secara sengaja ( purposive sampling).
Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah dikumpulkan dari masyrakat
IAIN SU, teman-teman sampling, dan dosen.
e.
Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah diperoleh dengan cara
sebagai berikut :
a.
Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang
memerlukan kemampuan responden untuk merumuskan buah pikir serta perasaan yang
tepat. Mamfaat wawancara dalam pemelitian alat yang ampuh dalam mengungkapkan
kenyataan hidup, apa yang dipikirkan atau yang dirasakan orang tentang berbagai
aspek kehidupan.[9]
Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada mahasiswa
b.
. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia
seperti yang terjadi dalam alam kenyataan. Dengan observasi dapat diperoleh
gambaran yang jelas tentang kehidupan sosial yang sukar diperoleh dengan metode
yang lain. Dengan observasi sebagai alat pengumpul data dilakukan secara wajar
dan sistenatis tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatir, atau
memanipulasinya. Mengadakan observasi menurut kenyaaan, melukiskan dengan
kata-kata secara cermat dan tepat apa yang diamati, mencatatnya dan kemudian
mengolahnya dalam rangka masalah yang diteliti secara ilmiah.
Dalam penelitian ini pengamatan (observasi) yang dilakukan secara langsung
terhadap rangkaian peristiwa yang dimulai dari proses awal kerja sampai hasil
pembagian KRS.
c.
Angket
Angket adalah pertanyaan yang didistribusiakan melalui pos untuk diisi dan
sikembalikan ayau dapat juga dijawab di bawah pengawasan penelitia. Responden
ditentukan berdasarkan teknik sampling. Angket digunakan untuk mendapatkan
keterangan dari sampel atau sumber yang beraneka ragam lokasinya sering
tersebar di daerah yang luas. Angket pada umumnya meminta keterangan fakta yang
diketahui oleh responden atau juga mengenai pendapat atau sikap.
Dalam penelitian ini nagket diberikan kepada responden untuk menjawab
sejumlah pertanyaan untuk memperoleh data-data tentang tentang persepsi
mahsiswa yang sambil bekerja.
d.
Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data primer diperoleh, maka dilakukan pengklasifikasian data, sehingga keakuratan data dapat diperiksa dan bila ada kesalahan dapat
diperbaiki dengan jalan menjajaki kembali sumber datanya. Menurut
Moleong, analisis data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola. Kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.[10]
Setelah proses pengklasifikasin data selesai dilaksanakan, maka proses
selanjutnya pengolahan data yang dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1.
Untuk data yang dilakukan melalui hasil penyebaran kuesioner maka akan
dikelompokkan atau diklasifikan dengan kelompok atau unit analisis yang telah
ditetapkan.
2.
Untuk data yang diperoleh dari hasil wawancara dilakukan penyederhanaan, yaitu dengan cara mengklasifikasikan
wawancara ke dalam kelompok-kelompok tertentu sesuai dengan unit analisis
3.
Dalam melakukan penafsiran data dilakukan penyilangan-penyilangan antara
unit analisis yang satu dengan yang lain, apakah data tersebut saling mendukung atau saling bertentangan dan
ditarik kesimpulan.
4.
Membandingkan data yang diperoleh
ketika penelitian dengan diluar penelitian.
Triangulasi metode yaitu pengecekan tingkat kepercayaan da keabsahan data
dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang berbeda atau
pengecekan kepada beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Tringulasi penyidik maksudnya yaitu memamfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk mengecek kembali tingkat keabsahan data. Sedangkan
Tringulasi teori ialah membandingkan berbagai pandangan teori tentang suatu
fenomena sehingga data dapat digali lebih dalam, akurat, dan terpecaya.
DAFTAR ANGKET
a.
Baca dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan seksama dan
jujur sesuai dengan pendapat anda. Bagi yang tidak bekerja anda cukup menjawab
pertanyaan nomor : 1,2,3,7,8,9,11,12, dan 13
b.
Jawaban cukup dineri tanda lingkar pada salah satu huruf yang disediakan
c.
Angket ini tidak berpengaruh negatif terhadap anda. Untuk menjaga keraguan,
anda diperbolehkan tidak mengisi daftar pribadi.
B. data Pribadi
1. jenis kelamin :
2. Indeks Prestasi (IP) :
Semester :
C. DAFTAR PERTANYAAN :
v
Apakah anda kuliah atas dorongan sendiri ?
a. Ia b. Tidak.
a. Ia b. Tidak.
v
Siapa yang membiayai kuliah anda ?
a.
Orang tua b. Saudara/famili c/ Biaya sendiri d. ........
Apakah Anda kuliah sambil bekerja ?
a.
Ya b. Tidak
Jika jawabannya “YA”, apa yang mendorong anda kuliah sambil bekerja ?
a.
Karena kondisi ekonomi orang tua anda kurang mampu
b.
Karena ingin mencari pengalama
c.
Sekedar mengisi waktu senggang
d.
...........................................
Apakah jenis pekerjaan yang anda lakukan
a.
Guru disekolah
b.
Guru les
c.
Jualan
d.
....................
Apakah pekerjaan ersebut tidak menggangu kuliah anda ?
a. Sangat mengganggu
a. Sangat mengganggu
b.
Cukup menggangu
c.
Tidak menggangu
Apakah anda aktif dalam mengikuti
diskusi-diskusi kelompok tentang materi pelajaran dengan teman0teman di luar
jam kuliah
a. Sangat aktif
b. Cukup aktif
c. Kurang aktif
d. Tidak pernah aktif
Bagaimana pandangan anda terhadap beban SKS ?
a. Sangat setuju
a. Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Kurang setuju
d.
Sangat tidak setuju
Mengapa :.....................................
Bagaimana pandangan anda terhadap beban SKS
yang ditawarkan ?
a. Ringan
b. Biasa-biasa saja
c. Memberatkan
Apakah prestasi belajar anda secara negatif dipengarahi oleh pekerjaan yang
anda lakukan ?
a.
Ya
b.
Tidak
Apakah anda pernah mengikuti kegiatan tenu ilmiah seperti seminar?
A.
Sering
B.
Kadang-kadang saja
C.
Tidak pernah
Hambatan- hambatan apa yang biasa anda hadap dalam memenuhi tuntutan SKS ?
) boleh pilih lebih dari satu )
a.
Kesibukan bekerja
b.
Kesulitan menyerap pelajaran
c.
Terlalu banyak materi yang ditawarkan
d.
...........................
Usaha apa yang anda lakukan untuk memenuhi beban SKS ?
(boleh pilih lebih dari satu jawaban)
(boleh pilih lebih dari satu jawaban)
a.
Berusaha aktif mengikuti perkuliahan minimal 75% tatap muka.
b.
Membentuk kelompok diskusi dengan teman-teman
c.
Membaca buku di perpustakaan
d.
Belajar di rumah
e.
............................
[1] Basir Barthos, Perguruan Tinggi Swasta Di
Indonesia, Jakarta, Bumi Aksara, 1992, hal 22
[2]
Abu Ahmadi, Widodo Supriono, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 1991,
hal. 32
[3] M.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1993, hal. 101
[4] Slameto,
Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,1991), h. 57.
[5]
Made Pidarta,Cara Belajar Mengajar di Universitas Maju,(Bumi
Aksara:Jakarta,1990), h. 5
[6]
Hadai Nawawi dan Mini Martini, PEnelitian Terpadu(Yogyakarta: Gajah MAda
University Press, 1996), h. 173
[7] Lexy j. Moleng, Metode Penelitian
Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999), h. 5
[8] Purposive sampling adalah dilakukan dengan
mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri
spesifik yang dimiliki oleh sampel itu
dengan menentukan informasi kunci yang sarat informasi sesuai dengan fokus
penelitian.
[9] S. Nasution, Metode Research ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2003), h. 113
[10]
L.J. Moleong, Metodologi Penelitian, h. 10
Kualitatif kok ada angketnya
BalasHapus